Soloraya
Selasa, 21 November 2017 - 23:35 WIB

ELPIJI KLATEN : Penyaluran Gas Melon Salah Sasaran, Pertamina Disarankan Lakukan Penertiban Door To Door

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemilik pangkalan elpiji 3 kg di Klaten mengikuti rapat koordinasi dan sosialisasi pendistribusian elpiji 3 kg di gedung Sunan Pandanaran Klaten, Selasa (21/11/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Pertamina disarankan lakukan penertiban door to door untuk mengetahui penggunaan elpiji melon yang salah sasaran.

Solopos.com, KLATEN — Agen elpiji, Pemkab Klaten, serta Pertamina memastikan tak ada pengurangan kuota elpiji 3 kg untuk wilayah Klaten. Keluhan warga yang belakangan kesulitan mendapatkan elpiji bersubsidi lantaran banyaknya permintaan serta penggunaan yang salah sasaran.

Advertisement

Untuk memastikan penggunaan yang salah sasaran itu, Pertamina bahkan disarankan melakukan penertiban door to door. Salah satu pemilik pangkalan di Desa Belangwetan, Kecamatan Klaten Utara, Sudirin, mengatakan belakangan permintaan elpiji 3 kg meningkat. Ia saban hari mendapat jatah 25 tabung. Namun, antrean pembelian elpiji 3 kg saban harinya mencapai 30 orang.

“Banyak yang tidak menyasar. Ada yang ASN masih menggunakan elpiji 3 kg. Kalau Pertamina mau door to door penertiban penggunaan elpiji itu malah lebih bagus. Kalau kami dari pangkalan yang harus melakukan penertiban ya susah,” ungkapnya, Selasa (21/11/2017).

Advertisement

“Banyak yang tidak menyasar. Ada yang ASN masih menggunakan elpiji 3 kg. Kalau Pertamina mau door to door penertiban penggunaan elpiji itu malah lebih bagus. Kalau kami dari pangkalan yang harus melakukan penertiban ya susah,” ungkapnya, Selasa (21/11/2017).

Kabag Perekonomian Setda Klaten, Cahyo Dwi Setyanta, mengatakan kuota harian elpiji 3 kg dari Pertamina tetap yakni 37.000 tabung. Ia mengatakan Pemkab akan mengajukan penambahan fakultatif.

“Hari ini saya sudah menandatangani surat untuk permintaan penambahan fakultatif. Usulan penambahan itu sekitar 10 persen dari kuota harian,” kata Cahyo saat ditemui wartawan seusai rapat koordinasi dan sosialisasi pendistribusian elpiji 3 kg di Gedung Sunan Pandanaran Klaten, Selasa (21/11/2017).

Advertisement

“Tidak ada pengurangan. Ya kuotanya sesuai yang sudah berjalan selama ini. Keluhan kelangkaan itu biasanya karena penyerapan elpiji di pangkalan yang berlebih, banyak pangkalan yang menjual ke pengecer, serta masih banyak penjualannya yang tidak tepat sasaran,” katanya.

Koordinator wilayah (Korwil) paguyuban pengusaha elpiji 3 kg Klaten, Eko Setyo, menuturkan alokasi elpiji bersubsidi untuk Klaten pada November sebanyak 933.000 tabung. Jumlah itu relatif sama dibanding bulan-bulan sebelumnya.

“Tidak ada pengurangan distribusi elpiji 3 kg ke pangkalan. Jatah pengirimannya ya sesuai kontrak dengan Pertamina,” katanya.

Advertisement

Soal keluhan kelangkaan elpiji, Eko mengatakan hal itu lantaran meningkatnya permintaan elpiji 3 kg bersamaan dan banyaknya warga yang menggelar hajatan. Selain itu, faktor cuaca juga berpengaruh pada tingginya permintaan elpiji bersubsidi.

“Kondisi riil di rumah tangga itu kan harus masak berulang kali termasuk untuk memasak air ketika kondisi hujan seperti saat ini. Itu menjadi bagian meningkatkan permintaan,” urai dia.

Eko menjelaskan di Klaten saat ini terdapat 13 agen melayani distribusi elpiji 3 kg sekitar 1.200 pangkalan yang tersebar di seluruh kecamatan. Setiap desa, saat ini dipastikan sudah terdapat pangkalan elpiji 3 kg.

Advertisement

Terkait keluhan kelangkaan elpiji 3 kg, Eko menyarankan warga dari kalangan ekonomi menengah ke atas beralih ke elpiji nonsubsidi seperti elpiji 5,5 kg dan 12 kg. Ia menjelaskan saat ini sosialisasi penggunaan elpiji nonsubsidi terus digencarkan.

“Penguna elpiji 5,5 kg juga mengalami peningkatakan setelah sosialisasi agar aparatur sipil negara menggunakan elpiji nonsubsidi beberapa waktu lalu digelar di Klaten,” katanya.

Salah satu warga Desa Tlogo, Kecamatan Prambanan, Endah, mengaku selama beberapa bulan terakhir kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg. Ia juga mengatakan saat mendapatkan elpiji 3 kg harga di tingkat pengecer sudah terlampau mahal.

Harga elpiji 3 kg di tingkat pangkalan Rp15.500/tabung. Sementara Pemkab mengimbau para pengecer menjual elpiji 3 kg dengan harga maksimal Rp17.000/tabung.

“Sering kali membeli di pengecer sekitar rumah sudah kehabisan stok. Akhirnya harus mencari hingga ke Desa Bugisan. Kalau biasanya saya membeli seharga Rp21.000/tabung,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif