Jogja
Selasa, 21 November 2017 - 00:20 WIB

Ditanami 600 Bibit Nangka dan Sirsat, Desa Panjangrejo Bakal Jadi Agrowisata

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bibit tanaman (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Pengajuan proposal program Wana Desa Panjangrejo yang telah dilakukan sejak tahun lalu akhirnya terealisasi pada 2017 ini

Harianjogja.com, BANTUL-– Pemerintah Desa (Pemdes) Panjangrejo, Kecamatan Sewon dapat bernapas lega. Pasalnya pengajuan proposal program Wana Desa yang telah dilakukan sejak tahun lalu akhirnya terealisasi pada 2017 ini. Bahkan pihak Balai BP3KP DIY juga memberikan bantuan berupa 600 bibit buah nangka dan sirsat.

Advertisement

Kepala Desa Panjangrejo, Daru Kiswara mengatakan pemilihan lokasi di sebelah barat Dusun Gunungpuyung, tepatnya di sekitar jembatan gantung didasarkan atas alasan historis.

Pasalnya jembatan gantung ini dulunya merupakan fasilitas vital yang menghubungkan antara Desa Seloharjo dengan Panjangrejo. Selain itu, melalui program Wana Desa ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar Dusun Gunungpuyuh.

Pasalnya, program ini digadang-gadang jadi gerbang awal untuk mewujudkan agrowisata di Panjangrejo. Oleh sebab itu, menurut Daru, pihaknya menargetkan penanaman kurang lebih 2.000 bibit tanaman buah pada musim hujan ini.

Advertisement

“Kami sudah menanam 900 bibit dari program Wana Desa, 600 bibit dari BP3KP DIY dan dari desa ada 130,” ujarnya, Sabtu (18/11/2017).

Sementara itu, Bupati Bantul Suharsono menyatakan dukungannya atas rintisan program ini. Menurutnya, seluruh pihak harus mengusahakan jalan untuk mencapai kesejahteraan tanpa melukai lingkungan. Salah satunya lewat agrowisata.

Suharsono menyebut ada banyak hal positif dari agrowisata ini, di antaranya tanah kas desa yang mulanya terbengkalai dapat menjadi produktif dan menghasilkan.

Advertisement

Selain itu, hasil dari penjualan buah dapat masuk menjadi PADes. Bahkan jika agrowisata dikelola dengan baik, masyarakat setempat dapat terserap untuk bekerja di sektor pariwisata.

“Kita harus memperlakukan alam secara profesional. Tidak mengeksploitasi, melainkan memanfaatkan dan merawatnya,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif