Jogja
Minggu, 19 November 2017 - 07:20 WIB

UMKM Mesti Berani Jualan Online

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menghadiri acara Gerakan Nasional UMKM Go Online di Gedung Kaca, Wates, Kulonprogo, Jumat (17/11/2017). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) diharap mengoptimalkan internet untuk memasarkan produk

Harianjogja.com, BANTUL -Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) diharap mengoptimalkan internet untuk memasarkan produk. Jika tidak, mereka terancam kalah dalam persaingan antar kompetitor di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

Advertisement

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kulonprogo, Niken Probo Laras usai kegiatan Gerakan Nasional UMKM Go Online di Gedung Kaca, Wates, Kulonprogo, Jumat (17/11/2017). “Kulonprogo punya banyak perajin. Ada 16.000 lebih. Tapi untuk go online, memang masih harus diedukasi,” kata Niken.

Niken memaparkan, Gerakan Nasional UMKM Go Online digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI. Siang itu, ratusan pelaku UMKM di Kulonprogo diundang untuk belajar prakter pemasaran secara daring. Mereka diminta membawa contoh produk, KTP, rekening bank, dan menyertakan email untuk mengakses salah satu situs jual beli online ternama di Indonesia.

Pemerintah pusat menargetkan sebanyak delapan juta UMKM sudah memanfaatkan media daring pada 2019 mendatang. Niken lalu menyatakan siap mendukung program itu dengan memberikan pendampingan intensif kepada setidaknya 30 pelaku UMKM lokal.

Advertisement

“Kami juga akan menggandeng perbankan agar semakin mendorong para perajin untuk mengembangkan jaringan pemasaran,” ujar Niken.

Kasubdit Peningkatan Kapasitas Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian Kominfo RI, Harry Hartono mengatakan, pemasaran adalah bagian yang paling banyak menyedot biaya saat menjalankan usaha selain proses produksi. Pemasaran via internet dinilai dapat menekan kebutuhan pembiayaan usaha karena lebih praktis.

“Dengan go online, mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membuka toko, menggaji karyawan, membayar listrik dan sebagainya,” ungkap Harry.

Advertisement

Meski begitu, Harry menyadari program 8 Juta UMKM Go Online tidak serta merta langsung berjalan mulus. Ada beberapa kendala yang sudah dihadapi, misalnya ketidakmampuan pelaku UMKM dalam mengakses layanan internet.

“Jika usahanya dijalankan orang tua yang tidak mampu mengakses internet, kami dorong anak-anaknya untuk membantu pemasaran dengan berjualan di internet sehingga bisa go online,” ucap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif