Jateng
Minggu, 19 November 2017 - 01:50 WIB

Bupati Batang Akui Perusdanya Sakit

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Batang Wihaji. (wihaji.blogspot.co.id)

Bupati Batang Wihaji mengakui Perusda Aneka Usaha di bawahnya kini sedang sakit.

Semarangpos.com, BATANG — Bupati Batang Wihaji mengaku kondisi Perusahaan Daerah (Perusda) Aneka Usaha di bawahnya kini masih dalam kondisi sakit sehingga diperlukan pemimpin atau direktur yang mampu menyehatkan perusahaan milik pemerintah daerah itu.

Advertisement

“Kami menilai Perusda Aneka Usaha hingga kini belum mampu memberikan deviden karena habis untuk gaji, piutang yang belum selesai sehingga badan usaha milik daerah [BUMD] ini tidak berkembang,” kata Wihaji di Batang, Jawa Tengah, Kamis (16/11/2017).

Ia mengatakan untuk menyehatkan kondisi perusda itu, pemkab telah menyeleksi sejumlah calon direktur perusahaan itu. “Kami berharap pemimpin atau direktur perusda ke depan mampu menyehatkan perusahaan, membantu masyarakat, dan memberikan konstribusi keuntungan pada pemkab atau deviden pendapatan asli daerah (PAD),” katanya.

Menurut dia, BUMD tidak semuanya berorientasi bisnis melainkan juga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan mampu mengembangkan dan meningkatkan pendapatan perusahaan itu. “Ada tujuh calon direktur yang kami wawancarai. Kendati demikian, kami akan memilih satu direktur perusda yang nantinya memiliki inovasi serta visi dan misi ke depan yang bagus dalam upaya menyehatkan BUMD itu,” katanya.

Advertisement

Kepala Bagian Perekonomian Kabupaten Batang, Subiyanto mengatakan berdasar pemkab akan menentukan direktur perusda dengan berdasar hasil tes wawancara, nilai tes tertulis, dan pisikotes. “Hasil tes itu, segera kami rapatkan untuk menentukan siapa yang layak menjadai direktur perusda yang sesuai rencana diumumkan pada 20 November 2017,” katanya.

Ia mengatakan saat ini perusda telah mengalami kerugian Rp300 juta karena hasil yang diperoleh dengan biaya pengeluaran yang tidak seimbang. Pemkab, kata dia, memberikan dalam bentuk barang dan uang yang nilainya mencapai Rp800 juta tetapi perusda itu tidak dapat dikelola dengan baik sehingga belum bisa meberikan deviden.

“Penyertaan modal atau pun aset yang dimiliki perusda juga relatif cukup besar tetapi dalam pengelolaannya tidak bisa maksimal sehingga merugi Rp300 juta,” katanya.

Advertisement

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif