Jogja
Sabtu, 18 November 2017 - 01:20 WIB

Remaja Perempuan Kulonprogo Diminta Konsumsi Tablet Zat Besi Untuk Ini

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi remaja putri: Mereka lebih cepat dewasa ketimbang lelaki sepantaran. (dailymail.co.uk)

Para pelajar SMP dan SMA/SMK disarankan mengonsumsi tablet zat besi secara berkala

Harianjogja.com, KULONPROGO-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulonprogo terus berupaya mengampanyekan penanggulangan anemia pada remaja perempuan. Para pelajar SMP dan SMA/SMK disarankan mengonsumsi tablet zat besi atau Fe secara berkala.

Advertisement

Kepala Dinkes Kulonprogo Bambang Haryatno mengatakan, sekitar 73,8% kasus anemia terjadi pada remaja perempuan di Kulonprogo pada 2012 lalu. Namun, banyak diantara mereka yang tidak sadar jika dirinya mengalami anemia.

“Kami masih berusaha meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang anemia dan penanggulanganya serta memotivasi mereka untuk mengonsumsi tablet Fe,” ujar Bambang, Jumat (17/11/2017).

Bambang memaparkan, berdasarkan hasil evaluasi terhadap kasus kematian ibu dan bayi, anemia muncul sebagai salah satu penyebab yang paling perlu diwaspadai. Permasalahan itu sebenarnya dapat diantisipasi sejak masa remaja. Persiapan sejak dini juga dinilai relatif efektif mencegah kejadian stunting atau bayi lahir dengan panjang badan kurang dari 48 sentimeter.

Advertisement

Bambang lalu meminta remaja perempuan mengonsumsi tablet Fe secara berkala. Dia menyarankan tablet Fe diminum setiap hari jika sedang haid, sedangkan selama masa subur cukup satu tablet per minggu. “Kami juga berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait pemantauan suplementasi [pemberian tablet Fe],” kata Bambang.

Dinkes Kulonprogo sudah menjalankan program pemberian tablet Fe kepada remaja perempuan sejak 2013 lalu. Awalnya, instansi tersebut hanya menjangkau 20 sekolah. Namun, program itu saat ini disebut sudah terlaksana di sebagian besar SMP maupun SMA/SMK di wilayah Kulonprogo.

“Cakupan pemberian tablet Fe pada remaja putri tahun 2016 telah mencapai 58,45 persen, melebihi target nasional sebesar 15 persen,” ucap Bambang.

Advertisement

Sementara itu, penekanan angka kematian ibu dan bayi juga menjadi perhatian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wates. Pelayanan obstetric dan neonatal emergensi komperehensif (Ponek) dipastikan selalu siaga 24 jam.

Semua ibu hamil beresiko tinggi mendapatkan perhatian khusus dalam mempersiapkan persalinan agar ibu dan bayi sama-sama selamat. “Kami akan terus berusaha menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kulonprogo,” ungkap Direktur RSUD Wates Lies Indriyati.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif