Soloraya
Sabtu, 18 November 2017 - 13:00 WIB

Katalog Perpusda Klaten Dibuat Online dengan 30.000 Judul Buku

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi e-katalog. (ed-son.com.tr)

Pemkab Klaten membikin katalog online untuk perpusda.

Solopos.com, KLATEN — Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Klaten mulai melakukan digitalisasi katalog koleksi buku perpustakaan daerah (Perpusda). Digitalisasi dilakukan untuk memudahkan warga mencari informasi koleksi buku di Perpusda.

Advertisement

Plt. Kepala Dinas Arpusda Klaten, Sri Winoto, mengatakan digitalisasi katalog dilakukan pada 2017 bekerja sama dengan Broadband Learning Center (BLC) Telkom Klaten yang melibatkan 16 orang. “Sudah selesai dan koleksi bukunya ada 30.000 judul. Tidak ada anggaran yang dikeluarkan untuk digitalisasi. Sementara, belum bisa online,” kata Winoto, Jumat (17/11/2017).

Setelah proses digitalisasi, Dinas Arpusda berencana membuat katalog online aplikasi yang dibuat pada 2018. Dinas Arpusda mengusulkan anggaran sekitar Rp600 juta melalui APBD 2018 untuk penyiapan peralatan serta pembuatan aplikasi.

Advertisement

Setelah proses digitalisasi, Dinas Arpusda berencana membuat katalog online aplikasi yang dibuat pada 2018. Dinas Arpusda mengusulkan anggaran sekitar Rp600 juta melalui APBD 2018 untuk penyiapan peralatan serta pembuatan aplikasi.

Dari aplikasi itu, warga bisa mengakses informasi soal koleksi buku Perpusda serta mengunduh beberapa koleksi di berbagai tempat. Selain itu, aplikasi tersebut diharapkan bisa merangsang masyarakat meningkatkan minat baca serta mengunjungi Perpusda.

“Aplikasi itu bisa untuk pencarian judul buku. Untuk jenis koleksi tertentu nanti bisa diunduh. Sementara, yang kami siapkan bisa diunduh produk pemerintah daerah seperti perda. Untuk jenis buku lainnya kami harus bekerja sama dengan pihak ketiga untuk membuat e-book,” ungkap dia.

Advertisement

Berdasarkan hasil inventarisasi Dinas Arpusda, kurun 2010-2015 sebanyak 1.000 buku hilang. Kebanyakan koleksi buku raib lantaran peminjam tak mengembalikan.

“Kami baru siapkan raperda mudah-mudahan akhir 2017 selesai. Kami sudah belajar di perpustakaan Jogja dan di sana memang ada sanksi bagi yang terlambat mengembalikan. Ketika dipinjam sampai batas waktu tidak dikembalikan akan disurati dan dikenakan denda,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Winoto juga mendorong setiap desa mengembangkan perpustakaan desa. Selain difungsikan untuk meningkatkan minat baca masyarakat, perpustakaan desa juga bisa dimanfaatkan guna pengembangan keterampilan.

Advertisement

Winoto mengatakan perpustakaan desa yang belakangan cukup aktif menggulirkan kegiatan yakni di Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan.

“Jadi perpustakaan sekarang tidak hanya untuk membaca tetapi bisa kegiatan lain seperti untuk pelatihan keterampilan. Seperti di Nglinggi itu kegiatan pada Senin-Sabtu ada kegiatan seperti pembuatan video dan website karena memang pengelolanya cukup menguasai,” katanya.

Kepala Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, Sugeng Mulyadi, mengatakan perpustakaan desa kembali diaktifkan sekitar enam bulan lalu setelah mati suri sejak berdiri pada 2014 lalu.

Advertisement

Belum lama ini, perpustakaan desa Nglinggi mendapat tambahan koleksi buku dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Jawa Tengah sebanyak 1.000 judul buku. Kesulitan selama ini yakni mencari pengelola yang tepat agar kegiatan perpustakaan desa rutin bergulir.

“Akhirnya kami bisa menemukan orang yang tepat mengelola perpustakaan sehingga hampir setiap hari ada kegiatan. Perpustakaan tidak hanya menjadi tempat untuk membaca namun diharapkan bisa menjadi tempat peningkatan kewirausahaan, pengembangan usaha, serta pelatihan menulis,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif