Soloraya
Jumat, 17 November 2017 - 17:35 WIB

PENCABULAN WONOGIRI : Korban Guru SD Girimarto Capai 75 Orang, Ada yang Berstatus Ibu dan Anak

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolres Wonogiri, AKBP Muhammad Tora, memberikan keterangan kepada awak media di Pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Jumat (17/11/2017). (Ahmad Wakid/JIBI/Solopos)

Korban pencabulan oleh seorang guru SD di Girimarto, Wonogiri, mencapai 75 anak.

Solopos.com, WONOGIRI — Polres Wonogiri mengungkapkan fakta terbaru kasus pencabulan oleh oknum guru SD di Girimarto, S, 49. Jumlah korban pencabulan oleh guru itu mencapai 75 anak selama 13 tahun.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Kapolres Wonogiri, AKBP Muhammad Tora, saat Workshop Peningkatan Peran Keluarga dan Remaja untuk Mencegah Kekerasan Seksual Terhadap Anak-Anak di Sekolah Dasar yang diselenggarakan Polres di Pendapa Rumah Dinas Bupati, Jumat.

Kapolres membeberkan pendataan dan konseling terhadap korban tetap dilakukan meskipun banyak korban yang enggan mengungkit kejadian masa lalu mereka. “Para korban banyak yang tidak mau mengurus karena sudah dewasa dan ada yang sudah berkeluarga. Bahkan, ada yang ibunya jadi korban [saat SD] dan anaknya jadi korban lagi [dengan pelaku yang sama],” ungkapnya.

Setelah mencuatnya kasus tersebut pada bulan lalu, Polres Wonogiri melakukan program khusus selama tiga bulan di Girimarto untuk konseling dan pendampingan korban. Selain itu, Polres juga menjalankan Patroli Seliweran saat waktu sekolah, yakni Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) bersama ibu-ibu melakukan patroli ke sejumlah rumah untuk mengasuh anak di bawah usia sekolah jika diperlukan. “Kami namakan Seliweran karena tidak asing di telinga masyarakat,” jelasnya. (Baca: Begini Modus Guru SD Girimarto Cabuli Siswinya)

Advertisement

Kapolres menyebut kasus kekerasan seksual terhadap anak di Wonogiri sering terjadi dengan pelaku orang terdekat, mulai dari keluarga, pacar, hingga guru di sekolah. Untuk sekolah yang pernah menjadi lokasi kekerasan seksual terhadap anak, Kapolres langsung turun tangan untuk membina para guru di sekolah tersebut.

“Kalau ada kasus [pencabulan] di sekolah, langsung saya catat, dapat bendera hitam. Guru-gurunya harus dibina,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, prihatin dengan banyaknya kasus pencabulan yang terjadi sekolah. Menurutnya, dunia pendidikan yang diharapkan menanamkan nilai-nilai luhur kepada anak justru menjadi tempat terjadinya tindakan asusila oleh guru.

Advertisement

Dia mengharapkan agar masyarakat terlibat aktif melindungi masa depan generasi penerus dengan mengantisipasi terjadinya kasus serupa. Menurutnya, jumlah anggota Satgas PPA yang mencapai 3.060 orang juga belum mampu mengurai permasalahan klasik itu.

Program yang digagas pemerintah kabupaten bersama polisi dan TNI juga belum menyelesaikan masalah. Selain berharap pada keaktifan masyarakt, Bupati juga berpesan kepada 250 anak yang hadir di acara tersebut agar berani teriak jika mendapat perlakuan yang tidak normal. Bupati juga memberikan sepatu baru kepada seluruh anak yang hadir di acara tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif