Jogja
Jumat, 17 November 2017 - 23:20 WIB

Merger Fakultas Harus Penuhi Standar Tertentu

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi wisuda perguruan tinggi. (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Dosen harus kembali ke kodratnya sebagai dosen

Harianjogja.com, SLEMAN-Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) disebut sebagai salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) yang bisa dijadikan sebagai salah satu contoh dengan jumlah fakultas yang tidak terlalu banyak.

Advertisement

Terkait wacana penggabungan fakultas, Rektor UNY Prof. Sutrisna Wibawa mengatakan, penggabungan harus dilakukan pada keilmuwan yang sama sehingga pasti akan berdampak pada efisiensi. Ia sepakat dosen harus kembali ke kodratnya sebagai dosen, dalam hal ini mengajar, sehingga tidak menduduki jabatan struktural.

“Proses merger memang harus dilakukan dari keilmuwan yang mendekati sejenis,” kata dia, Jumat (16/11/2017).

Sutrisna mengakui, sebelumnya UNY memiliki Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) yang kemudian dipisah menjadi dua fakultas yaitu Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial. Pihaknya tidak akan mengembangkan fakultas baru karena sudah dinilai cukup, namun jika ada prodi baru akan dimasukkan di bidang ilmu terkait.

Advertisement

“Sementara kami belum menggabung tetapi perkembangan baru akan kami masukkan di fakultas sejenis,” kata Sutrisna.

Baca juga : Merger Fakultas untuk Kurangi Dosen Rangkap Jabatan

Menurutnya, UNY termasuk PTN yang tidak gegabah dalam membuka fakultas baru. Berbeda dengan sejumlah PTN lain seperti di Makassar, Jawa Timur dan Riau. Pihaknya tetap konsisten dengan jumlah fakultas yang relatif sedikit. “Kami selama ini hanya memekarkan satu saja, kalau yang lain [PTN lain] sudah jadi 10 sampai 11 [fakultas],” ucapnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif