Jogja
Jumat, 17 November 2017 - 22:20 WIB

Laga Perpisahan Kiper PSIM Ony Kurniawan Diwarnai Kritik

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kiper PSIM Jogja Ony Kurniawan saat memberikan penghormatan terakhir pada laga persahabatan antara PSIM melawan PPSM di Stadion Sultan Agung, Bantul, Jumat (17/11) sore. Ony memutuskan gantung sepatu setelah 15 tahun membela Laskar Mataram. (Harian Jogja/Jumali )

Sejumlah banner berbau kritik kepada manajemen PSIM dibentangkan para suporter

Harianjogja.com, BANTUL-Suasana haru dan hujan kritik menghiasi pertandingan testimonial perpisahan Ony Kurniawan yakni antara PSIM Jogja melawan PPSM Sakti Magelang di Stadion Sultan Agung Bantul, Jumat (17/11/2017) sore.

Advertisement

Pertandingan antara kedua klub pendiri PSSI ini sendiri berakhir dengan kemenangan untuk Laskar Mataram-julukan PSIM dengan skor 3-0. Adapun tiga gol PSIM dicetak oleh Dimas Priyambodo, Dicky Prayoga dan Riskal Susanto.

Sejak pertandingan belum dimulai, sejumlah banner berbau kritik kepada manajemen PSIM sudah mulai dibentangkan para pendukung Laskar Mataram. Tindakan ini dilakukan menyusul keterlambatan pembayaran gaji bulanan dan bonus keberhasilan lolos dari degradasi dalam kompetisi Liga 2 Indonesia 2017. Padahal, gaji dan bonus tersebut sejatinya adalah hak seluruh pemain dan tim pelatih.

Advertisement

Sejak pertandingan belum dimulai, sejumlah banner berbau kritik kepada manajemen PSIM sudah mulai dibentangkan para pendukung Laskar Mataram. Tindakan ini dilakukan menyusul keterlambatan pembayaran gaji bulanan dan bonus keberhasilan lolos dari degradasi dalam kompetisi Liga 2 Indonesia 2017. Padahal, gaji dan bonus tersebut sejatinya adalah hak seluruh pemain dan tim pelatih.

Adapun beberapa banner yang terpasang tersebut di antaranya adalah PSIM klub bersejarah, gaji pemain kalian jarah. Banner tersebut dipasang di tribun timur. Sementara, banner lainnya tertulis Deadline pun kau ingkari, sakjane aku reti koe ki mung kecu di pasang di tribun tertutup.

Terpisah dari keberadaan banner berisi kritikan, pertandingan antara PSIM melawan PPSM Magelang sendiri berjalan lancar. Ribuan suporter tuan rumah, serta ratusan suporter tim tamu, memadati stadion yang juga menjadi home base Persiba Bantul ini.

Advertisement

Sementara, usai pertandingan, Ony langsung didaulat para suporter untuk bernyanyi bersama stager. Kiper yang telah 15 tahun bersama Laskar Mataram ini menyanyikan lagu sembari membentangkan sebuah syal berwarna biru. Mukanya memerah, matanya berkaca-kaca, tetapi ia tetap mencoba tersenyum di laga perpisahannya dengan tim satu-satunya yang ia bela sepanjang karirnya.

Pada pertandingan perpisahan kali ini, Ony hanya dimainkan selama 54 menit. Pelatih PSIM Erwan Hendarwanto menarik Ony dan menggantinya dengan Ivan Febrianto. Nampak hadir juga kiper PSIM Tito Rama yang masih dalam masa penyembuhan usai operasi cedera lutut ACL.

Kiper muda ini berada di bench pemain dan berjalan dengan bantuan tongkat bersama dengan para pemain pemain cadangan lainnya bergantian memeluk Oni sebagai salam perpisahan saat kiper bernomor 21 ini ditarik keluar.

Advertisement

Ditemui usai pertandingan Ony mengaku tidak bisa berkata apa-apa. Ia mengaku sangat berterimakasih kepada semua pihak, baik pelatih, pemain dan manajemen serta suporter yang telah menggelar laga perpisahan. “Ini laga terakhir saya. Semoga ke depan manajemen PSIM bisa lebih baik lagi,” harapnya.

Sementara mantan kapten PSIM Marjono mengungkapkan, atas kesetiaan terhadap Laskar Mataram, Ony pantas untuk mendapatkan penghargaan. “Ia pantas. Dia baik di dalam dan di luar lapangan,” katanya.

Pelatih PSIM Erwan Hendarwanto mengungkapkan, pihaknya sangat mengapresiasi antusiasme para penonton dan suporter PSIM. Sebab, laga persahabatan kali ini adalah bentuk penghargaan terhadap Ony Kurniawan dan perjuangan dari Tito Rama.

Advertisement

Mengenai persoalan gaji dan bonus yang sempat mengalami permasalahan, pelatih asal Magelang ini mengungkapkan hal tersebut sudah tidak ada masalah lagi. “Kekurangan gaji sudah terpenuhi dari hasil pertandingan. Yang jadi catatan saya justru, meski secara kebugaran mereka mengalami penurunan, tapi para pemain tetap bisa menggunakan skema yang biasa kami mainkan,” ucapnya.

Sementara, Ketua Panpel PSIM Brustam Iswanto mengungkapkan, pada laga tertimonial kemarin pihaknya mencatat pendapatan senilai Rp200 juta. Dari jumlah tersebut rencananya akan langsung disalurkan untuk pembayaran gaji dan bonus kepada para pemain.

“Sedangkan untuk jumlah pendapatan terbesar, sejauh ini adalah saat melawan Martapura FC pada laga pembuka Liga 2,” tandasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif