Jogja
Jumat, 17 November 2017 - 05:40 WIB

Ada Bandara Baru, UMKM Kulonprogo Jangan Lengah

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Berbagai produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal Kulonprogo tampak ikut dipasarkan melalui Toko Milik Rakyat (Tomira) di wilayah Sentolo, Kulonprogo. Foto diambil pada 12 Juni 2017 lalu. (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Pelaku UMKM didorong lebih responsif.

Harianjogja.com, KULONPROGO— Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diharapkan lebih responsif terhadap hadirnya New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon, Kulonprogo. Keberadaan bandara baru diproyeksikan menambah peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Advertisement

Hal tersebut diungkapkan Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Wates, Herlin Sulismiyarti di sela penyelenggaraan Workshop Kewirausahaan “Ready To Be EnTOURpreneur, UMKM Kulonprogo Siap Menyongsong NYIA” di Gedung Kaca, Wates, Kulonprogo, Kamis (16/11/2017). “Kegiatan ini dihadiri 110 UMKM di wilayah Kulonprogo,” kata Herlin.

Herlin berpendapat, NYIA yang ditargetkan beroperasi mulai 2019 akan membuka peluang bisnis yang besar bagi masyarakat Kulonprogo. Peluang itu terutama terdapat pada sektor pariwisata dan bisnis terkait lain, seperti perhotelan, pertokoan, rumah makan, katering, industri makanan dan kerajinan, hingga jasa transportasi dan kebersihan. Dia berharap masyarakat bisa membaca peluang tersebut untuk menggerakkan roda perekonomian daerah.

KPP Pratama Wates kemudian berusaha memberikan wawasan kepada wajib pajak dari kalangan pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya melalui program Business Development Service (BDS). Program itu salah satunya dikemas dalam bentuk workshop dengan menggandeng Perkumpulan Perempuan Wirausaha Indonesia (Perwira) dan pihak perbankan. Materi yang diberikan adalah seputar peningkatan nilai tambah produk dan akses permodalan.

Advertisement

Sementara itu, Asisten Administrasi Umum Setda Kulonprogo. Djoko Kushermanto mengatakan, kemampuan manajerial pelaku UMKM lokal sudah relatif baik. Mereka menyadari pentingnya selalu mengutamakan kualitas produk dan beorientasi pasar. Meski begitu, pemerintah akan terus memberikan pendampingan agar pelaku UMKM lokal tidak tenggelam dalam arus persaingan produk luar daerah. “Pemerintah berupaya mengembangkan dan mendayagunakan produk lokal dan memacu pergerakan ekonomi daerah sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat,” ucap Djoko.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif