Jogja
Rabu, 15 November 2017 - 00:20 WIB

Nelayan Merangkap Bertani, Hasil Tangkapan Ikan di Pesisir Selatan Tak Maksimal

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang nelayan bernama Marto Utomo mempersiapkan perahu yang dilabuhkan di dekat Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karangwuni, Wates, Kulonprogo, Senin (3/4). Dia mengaku sudah sepekan tidak melaut karena cuaca buruk. (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Hasil produksi perikanan tangkap Kulonprogo, masih minim

Harianjogja.com, KULONPROGO- Hasil produksi perikanan tangkap Kulonprogo, masih minim. Dengan jumlah total target produksi 1.500 ton pada 2017, saat ini hasil produksi baru mencapai angka 962 ton.

Advertisement

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulonprogo, Sudarna mengungkapkan, minimnya produksi ikan tangkap disebabkan tingginya gelombang laut, yang merupakan pengaruh dari iklim, dan hal ini berlangsung sejak Januari hingga September lalu.

Selain itu, ia menyatakan latar belakang kehidupan nelayan yang merupakan petani, turut memengaruhi tangkapan. Pasalnya, nelayan Kulonprogo banyak yang memilih untuk bertani menanam melon, cabai, semangka dan budidaya udang ketika cuaca sedang buruk untuk melaut.

Mereka baru akan kembali melaut dan menangkap ikan saat cuaca baik dan peluang tinggi untuk mendapat tangkapan.

Advertisement

Sudarna mengatakan, saat ini hasil tangkapan nelayan Kulonprogo banyak berupa bawal putih berukuran 500 gram dan lobster dengan ukuran sama.

Satu kapal dapat menangkap lebih dari 10 Kilogram ikan dalam sehari. Ia memperkirakan, produksi perikanan tangkap mulai tinggi pada Oktober 2017 sampai Februari 2018.

“Kami optimis target perikanan tangkap 2017 ini bisa terpenuhi,” kata dia, Senin (13/11/2017).

Advertisement

Ketua kelompok nelayan Ngudi Mulyo Pantai Glagah, Supriyanto Nugroho mengungkapkan, ada sembilan kapal tempel yang melaut di Pantai Glagah setiap harinya. Nelayan kebanyakan menangkap ikan bawal putih, lobster, layur, udang.

Hasil tangkapan para nelayan biasanya langsung dibeli tengkulak dari Purworejo, Jawa Tengah, yang kemudian dijual ke swalayan besar di wilayah Jawa Tengah, dan Jogja.

“Kemampuan kapal tempel yang hanya mampu melaut kurang dari lima mil ini, yang menyebabkan hasil ikan tangkap tidak maksimal. Kami berharap, Pemerintah Kabupaten serius membantu nelayan, supaya bisa memanfaatkan laut sebagai sumber mata pencaharian masyarakat di wilayah pesisir,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif