Jogja
Rabu, 15 November 2017 - 16:40 WIB

Begini Strategi Jogja Menyongsong Abad Samudra Hindia

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Profesor Sudaryono (dua dari kanan) saat memberikan pemaparan tentang visi Gubernur DIY, Selasa (14/11/2017) di Hotel Horison Ultima Riss. (I Ketut Sawitra Mustika/JIBI/Harian Jogja)

RPJMD yang memuat turunan visi misi gubernur akan dibahas di DPRD DIY pekan ini.

Harianjogja.com, JOGJA– DIY tengah menyongsong abad Samudra Hindia seperti tertuang dalam Visi Misi Gubernur DIY untuk masa jabatan 2017-2022.

Advertisement

Salah satu Tim Penyusun visi misi Gubernur DIY Profersor Sudaryono memaparkan makna pidato Sri Sultan HB X, yang berjudul Menyongsong Abad Samudera Hindia untuk Kemuliaan Martabat Manusia Jogja, Selasa (14/11/2017) kepada sejumlah elemen masyarakat.

Ia mengatakan, ada beberapa hal yang mendasari munculnya visi Menyongsong Abad Samudra Hindia untuk Kemuliaan Martabat Manusia Jogja itu. Salah satunya adalah potensi Laut Selatan yang ia sebut sebagai “harta karun” yang belum tergarap secara optimal.

Advertisement

Ia mengatakan, ada beberapa hal yang mendasari munculnya visi Menyongsong Abad Samudra Hindia untuk Kemuliaan Martabat Manusia Jogja itu. Salah satunya adalah potensi Laut Selatan yang ia sebut sebagai “harta karun” yang belum tergarap secara optimal.

Disebut harta karun karena Samudera Hindia adalah tempat hidup bagi 2,6 miliar orang, dilewati setengah kapal kontainer dunia dan sepertiga lalu lintas kontainer dunia melewati perairan tersebut.

“Ada kenyataan yang begitu senyap padahal ada harta karun yang bisa membuat hidup, penghidupan, kehidupan jadi lebih berkembang. Tapi harta karun itu belum digali. Kenapa? Karena manusianya yang belum punya kapasitas dan pikiran kesana, karena itu yang perlu diubah terlebih dahulu adalah manusianya,” kata Prof Sudaryono di Hotel Ultima Riss dalam acara Dengar Pendapat Parampara Praja DIY dengan Masyarakat.

Advertisement

melakukan silang ruang wilayah, dalam artian menjalin kerja sama dengan kabupaten-kabupaten di selatan Pulau Jawa; melakukan silang birokrasi agar tidak ada lagi hambatan serta pembangunan manusia, baik etos, etika dan kualitas.

Sedangkan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Tavip Agus Rayanto mengatakan, rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DIY tahun 2017-2022 yang menjadi turunan visi misi Gubernur akan disampaikan ke DPRD DIY pada Jumat pekan ini.

Baca juga : Profesor UGM Sebut Ada “Harta Karun” di Laut Selatan

Advertisement

Ia mengatakan, meskipun visi Sri Sultan HB X terkesan filosofis, tapi menurutnya tetap bisa diukur dengan ukuran yang jelas. Hal itu bahkan sudah tertuang dalam rancangan RPJMD, “Misal pengentasan kemiskinan, ukurannya nanti adalah berapa jumlah penduduk miskin yang berkurang, berapa penambahan income [pendapatan] masyarakat dan pemenuhan sarana dan prasarana dasar,” jelas Tavip.

Selain itu, instansi yang akan dipimpinnya juga akan mengeluarkan buku panduan bagi para birokrat dalam menjalankan visi dan misi Gubernur DIY. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari persepsi yang beragam dari para Aparatur Sipil Negara sehingga mengakibatkan program tidak sesuai tujuan awal.

Sementara Anggota Parampara Praja DIY Profesor Amin Abdullah mengatakan, selama ini masyarakat belum akrab dengan budaya maritim, justru yang berkembang adalah budaya kontinental. Untuk mengubahnya, ia mengatakan perlu pembiasaan dan latihan yang luar biasa dan melalui pendekatan multi disiplin ilmu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif