Jogja
Rabu, 15 November 2017 - 12:20 WIB

April Diprediksi Jadi Masa Rawan Demam Berdarah

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar demam berdarah. (JIBI/Solopos/Dok.)

Saat ini sebenarnya sudah ada vaksin yang bisa menangkal DBD, tetapi sayang harganya cukup mahal

Harianjogja.com, JOGJA-Memasuki musim hujan, masyarakat diimbau mewaspadai demam berdarah. Penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) dimulai saat musim penghujan tiba dan akan memuncak pada Bulan November, Desember, dan Januari.

Advertisement

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Sutaryo yang juga Dokter di Rumah Sakit Sardjito itu menyampaikan, masa rawan DBD akan berlangsung hingga April. Ia mengatakan, saat ini fasilitas kesehatan tempatnya bekerja sudah mulai menerima pasien DBD.

Nyamuk Aedes aegypti yang biasanya menyebabkan penyakit tersebut, lanjutnya, biasanya  yang membawa virus dengue tipe tiga. Ia menjelaskan, virus dengue ada empat jenis, yaitu tipe satu, dua, tiga dan empat. Yang paling berbahaya adalah si nomer tiga, sedangkan yang lainnya tidak terlalu. Nyamuk itulah yang paling banyak beredar di Indonesia, termasuk juga DIY.

Baca juga : Demam Berdarah Bisa Dikendalikan, Ternyata Caranya Sederhana

Advertisement

Jika tergigit nyamuk Aedes aegypti tipe tiga, Profesor Sutaryo mengatakan, manusia akan mengalami demam selama dua hingga tujuh hari. Ia menyatakan, masa-masa gawat pasien DBD ada di rentang waktu empat, lima, dan enam hari pascademam untuk pertama kalinya.

“Harus ketemu pada hari keempat, apakah DBD atau bukan. Caranya dengan cek darah. Hari keempat adalah masa penting, karena pembocoran darah sudah mulai terjadi. Kebocoran darah itulah yang menyebabkan kematian. Kalau sudah tertangani pada hari keempat, pasti aman,” katanya saat ditemui di Hotel Horison Ultima Riss, Selasa (14/11/2017).

Ia menambahkan, saat ini sebenarnya sudah ada vaksin yang bisa menangkal DBD, tetapi sayang harganya cukup mahal. Sekali suntik, seseorang harus merogoh kocek sebesar Rp1,5-Rp2 juta. Vaksin harus diberikan sebanyak tiga kali dan hanya boleh digunakan oleh anak usia sembilan sampai 17 tahun.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif