Jogja
Senin, 13 November 2017 - 12:40 WIB

Jalur Kereta Bandara Baru Bakal Terabas Persawahan

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang petugas pemeriksa jalan (PPJ) tampak menyeberangi rel di dekat Stasiun Wates, Kulonprogo, seusai melakukan pantauan kondisi jalur kereta api, Senin (27/6/2016). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Seperlima tanah terdampak rencana pembangunan rel adalah tanah bengkok.

Harianjogja.com, KULONPROGO— Seperlima wilayah terdampak pembangunan jalur rel kereta api yang terintegrasi dengan New Yogyakarta International Airport (NYIA), di Desa Kalidengen, Kecamatan Temon, Kulonprogo merupakan tanah bengkok alias plungguh.

Advertisement

Kepala Desa Kalidengen, Sunardi, mengatakan bahwa, wilayah desa yang kemungkinan terkena jalur rel itu merupakan lahan persawahan. Sunardi menyatakan, ia belum bisa menyebutkan jumlah pasti keseluruhan lahan terdampak pembangunan jalur rel, karena sampai sekarang belum ada sosialisasi maupun penetapan lokasi pembangunan rel, baik dari PT Angkasa Pura I maupun pihak terkait lainnya. Namun diperkirakan ada sekitar lebih dari satu kilometer lahan di Kalidengen, yang sempat diukur oleh tim proyek rel ini, merupakan Dusun Kalidengen 2 dan Dusun Sidatan. Untuk tanah bengkok sendiri, ada sepanjang sekitar 400 meter, dengan lebar 25 meter.

“Untuk luasan tanahnya, belum diketahui secara persis, peta geografis juga belum ada. Jadi kami masih belum bisa mengajukan pendataan tanah yang terkena proyek rel,” kata dia, Minggu (12/11/2017).

Manajer Hubungan Masyarakat PT KAI Daops VI Jogja, Eko Budiyanto menuturkan, tahapan pembangunan rel kereta NYIA ini masih terus berlangsung dan memasuki tahapan pemetaan. Pengukuran di lapangan belum berlanjut, selain itu proses sosialisasi kepada warga yang tinggal di wilayah terdampak pembangunan rel juga belum dilakukan. Namun rel pendukung NYIA itu telah dipastikan akan dibangun.

Advertisement

“Kami menunggu realisasi pembangunan fisik NYIA mencapai 75 atau 80 persen, baru rel ini dimulai. KAI tidak sendirian, melainkan bersama Dirjen [Dirjen Perkeretaapian Kemenhub RI] dan PT Angkasa Pura I juga,” paparnya

Sebelumnya, Direktur Teknik PT Angkasa Pura I, Polana B Pramesti, pada Oktober lalu mengatakan, proyek kereta terintegrasi NYIA itu membutuhkan lahan untuk jalurnya, seluas 20-25 hektare. PT KAI disebutnya sudah melakukan rancang letak stasiun, studi level tanah, serta perencanaan trase jalur. Setelah tahapan itu tuntas, maka tahapan selanjutnya adalah penetapan dan pembebasan lahan.

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : BANDARA KULONPROGO
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif