Jogja
Minggu, 12 November 2017 - 00:20 WIB

Relokasi Makam Terdampak Bandara Kulonprogo, Bagaimana dengan Jasad Tanpa Ahli Waris?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga bergotong-royong memindahkan makam. (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Relokasi pemakaman umum yang terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) diharapkan bisa selesai dilakukan, dalam waktu singkat

Harianjogja.com, KULONPROGO– Manajer Proyek PT Angkasa Pura I, Sujiastono berharap relokasi pemakaman umum yang terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) bisa selesai dilakukan, dalam waktu singkat.

Advertisement

Saat ini, jajarannya masih fokus pada tahapan pembersihan lahan (land clearing). Sejauh ini, progres pembersihan lahan sudah mencapai 430 Hektare dari total luasan lahan sebesar 500 Hektare, yang harus dibersihkan.

Apabila proses relokasi makam sudah tuntas, maka akan dilakukan penyisiran kembali, untuk memastikan semua makam telah dikosongkan.

“Kalau ada makam yang belum dipindah, kami akan langsung memindahkannya ke lain tempat, termasuk kemungkinan bila ada makam yang tertinggal. Karena tidak ada ahli waris yang mengurusnya, kami akan berkoordinasi lebih lanjut dengan pemerintah setempat,” ungkapnya, Jumat (10/11/2017).

Advertisement

Beberapa titik bekas makam, nantinya akan digunakan untuk pembangunan struktur bandara. Misalnya apron atau pelataran pesawat, yang juga berbatasan dengan landasan pacu.

Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo menyebut, pihaknya menginginkan pemindahan pemakaman itu dilakukan secara sederhana dan secepat mungkin.

Kepala Desa Glagah, Agus Parmono menyatakan, total ada 1.500 liang makam warga Glagah, dari tiga dusun, yang harus direlokasi. Saat ini, pemerintah desa Glagah masih melakukan proses pengurukan lahan seluas 9.300 meter persegi, untuk areal relokasi permakaman.

Advertisement

Seperti diketahui, total ada 20 titik Tempat Permakaman Umum (TPU) terdampak proyek NYIA, berada di Kecamatan Temon. Antara lain lima titik TPU di Desa Glagah, empat titik di Kebonrejo, dua titik di Jangkaran, satu di Sindutan, dan delapan di Desa Palihan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif