News
Minggu, 12 November 2017 - 01:00 WIB

Bantuan PBB untuk Pengungsi Rohingya Tak Merata

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu keluarga pengungsi Rohingya di Bangladesh (Reuters)

Bantuan yang diberikan PBB untuk pengungsi Rohingya belum merata.

Solopos.com, SOLO – Kondisi pengungsi Rohingya di Bangladesh kian memprihatinkan. Minimnya bantuan membuat sejumlah anak-anak kelaparan hingga mengalami gizi buruk. Kondisi ini tentu saja membuat banyak pihak prihatin. Bantuan yang diberikan sejumlah lembaga sosial belum cukup memenuhi kebutuhan semua pengungsi.

Advertisement

Menurut kabar yang beredar, pembagian bantuan kepada pengungsi Rohingya tidak merata. Ada beberapa orang yang mendapat jumlah lebih hingga menjualnya untuk ditukar dengan barang lain. Namun, ada pula yang mendapatkan bantuan dalam jumlah minim.

Salah satu pengungsi, Rasheda Begum, 27, yang menetap di Jamtoli, Ukhia, Cox’s Bazar, mengaku menjual bantuan bahan pangan yang diterimanya. Uang hasil penjualan bantuan itu dipakai untuk membeli sayur dan daging. Padahal, pemerintah Bangladesh melarang praktik tersebut.

“Keluarga saya hanya ada lima orang. Sedangkan bantuan yang kami terima terlalu banyak. Jadi, saya memutuskan menjualnya untuk ditukar dengan barang lain,” ungkap Rashida seperti dilansir laman RFA, Sabtu (11/11/52017).

Advertisement

Kondisi Rasheda berbanding terbalik dengan salah satu pengungsi bernama Muhammad Javed. Pria berusia 18 tahun itu mengaku bantuan yang diterima tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan 11 orang anggota keluarganya. Saking minimnya, mereka hanya bisa makan sekali dalam sehari.

Lembaga Bantuan Kemanusiaan PBB (WFP) mengatakan telah memberikan bantuan pangan kepada pengungsi Rohingya setiap dua pekan sekali. Adapun bantuan yang diberikan berupa beras, kacang-kacangan, dan minyak goreng. Mereka memberikan bantuan sesuai dengan data pengungsi yang diterima dari pemerintah Bangladesh.

Sementara itu, polisi yang bertugas di wilayah perbatasan Myanmar dan Bangladesh telah menangkap beberapa pengungsi yang menjual bantuan tersebut. Namun, semua pengungsi itu akhirnya dibebaskan setelah diberi peringatan keras.

Advertisement

Sampai saat ini, pemerintah Bangladesh menunggu janji Myanmar yang hendak memulangkan pengungsi Rohingya. Mereka mengaku sudah kewalahan mengurus kebutuhan warga yang berasal dari Rakhine, Myanmar itu. Seperti diketahui, warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh sejak terjadi kerusuhan di Rakhine pada 25 Agustus 2017 silam.

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif