Sport
Sabtu, 11 November 2017 - 08:30 WIB

LIGA 2 : Pemain Persis Solo Diminta Tak Lagi Egois

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemain depan Persis Solo, Rudiyana (kanan) melakukan selebrasi seusai mencetak gol ke gawang Sragen United dalam kompetisi Liga 2 di Stadion Manahan, Solo, Minggu (30/7). (JIBI/Solopos/M. Ferri Setiawan)

Liga 2 diikuti oleh Persis Solo.

Solopos.com, BEKASI – Skuat Persis Solo diistirahatkan selama sehari paskamenderita kekalahan dari Martapura FC di laga perdana babak delapan besar di Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi, Kamis (9/11/2017). Skuat Persis Solo baru akan menjalani latihan pada Sabtu (11/11/2017) pagi dan sore.

Advertisement

Pelatih Persis Solo, Freddy Mulli, menganggap istirahat selama sehari diperlukan untuk memulihkan tenaga sekigus melupakan kekalahan dari Martapura FC di laga perdana.

“Pemulihan tenaga itu bisa dilakukan dengan beristirahat serta mengonsumsi makanan yang bergizi. Makanya, pola makan anak-anak selama di hotel juga perlu dijaga,” kata Freddy Mulli saat ditemui wartawan di Hotel The Green Bekasi, Jumat (10/11/2017).

Freddy memang tidak memaksakan para pemain untuk menghindari makanan tertentu guna mempercepat pemulihan tenaga. Dia menganggap para pemain sudah dewasa sehingga bisa membedakan mana makanan yang pantas dikonsumsi atau tidak.

Advertisement

“Bagi saya yang penting kebutuhan gizi pemain tercukupi. Saya tidak melarang pemain makan yang pedas-pedas karena mereka sudah tahu sendiri risikonya. Pedas atau tidak itu soal selera. Kalau dilarang, tapi di belakang mereka makan pedas sepuasnya kan sama saja,” paparnya.

Kekalahan dari Martapura di laga perdana, kata Freddy, tentu mempengaruhi mental para pemain. Dia berharap mental bertanding anak asuhnya bisa pulih usai seharian beristirahat. Latihan pada Sabtu pagi difokuskan untuk pemulihan tenaga. Sementara latihan pada Sabtu sore difokuskan pada pematangan teknik, taktik atau strategi.

Salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Freddy adalah egoisme para pemain khususnya di lini depan. Saat tercipta peluang mencetak goal, beberapa pemain memilih berlama-lama membawa bola tanpa mempedulikan posisi kawannya yang berdiri bebas. Akibatnya, peluang mencetak gol itu harus terbuang sia-sia.

Advertisement

“Bagi saya, memimpin latihan dalam 10-15 hari belum cukup untuk mengetahui karakter permainan masing-masing pemain itu. Ini menjadi evaluasi. Para pemain mestinya tahu kapan waktu yang tepat dia membawa bola dan kapan waktunya melepas umpan. Lebih baik kerja sama tim itu dikedepankan,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif