Soloraya
Sabtu, 11 November 2017 - 15:15 WIB

HARI PAHLAWAN 2017 : Veteran Berharap Monumen Penanda Perjuangan di Klaten Tetap Terawat

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dinding Monumen Joeang '45 yang berada di Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, menjadi sasaran vandalisme. Foto diambil Jumat (10/11/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Hari Pahlawan menjadi momentum menghargai jasa para pahlawan.

Solopos.com, KLATEN – Kabupaten Klaten memiliki sejumlah monumen sebagai penanda perjuangan para pahlawan pada masa kemerdekaan. Dari data yang dihimpun di Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten, sekitar 10 monumen simbol perjuangan mengusir penjajah tersebar di wilayah Kabupaten Bersinar.

Advertisement

Salah satu monumen yakni Tugu Peluru yang berada di tepi Jl. Veteran, Kelurahan Bareng Lor, Kecamatan Klaten Utara. Tugu yang diresmikan pada 1953 itu merupakan tugu peringatan perjuangan Sersan Sadikin dan Kopral Sayem yang gugur ditembak pesawat terbang Belanda pada perang kemerdekaan I, Juli 1947.

Monumen lain yakni monumen Markas Besar Komando Djawa (MBKD) di Desa Kepurun, Kecamatan Manisrenggo. Monumen itu dibangun sebagai penanda kawasan tersebut pernah menjadi markas para pejuang sekitar 1948-1949 untuk menyusun strategi merebut kembali Yogyakarta pada masa agresi militer II Belanda.

Tak semua monumen penanda perjuangan mengusir penjajah itu dalam kondisi terawat dan kerap menjadi sasaran vandalisme. Seperti Tugu Obor yang berada di depan Stasiun Klaten, Kelurahan Klaten, Kecamatan Klaten Tengah. Cat pada seluruh bangunan tugu penanda perjuangan kemerdekaan 1945-1950 itu mengelupas.

Advertisement

Aksi vandalisme masih terjadi di Monumen Joeang 45 di Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara. Monumen itu diresmikan pada 1976 untuk mengabadikan perjuangan melawan penjajah.

Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Klaten, Sudjijo, mengatakan pemkab sudah mulai memperhatikan sejumlah monumen penanda perjuangan para pahlawan. Hal itu seperti yang dilakukan pada kawasan Monumen Joeang 45 dengan penataan kawasan tersebut.

Sudjijo mengatakan monumen atau tugu tak sekadar bangunan. “Monumen itu berfungsi untuk pembelajaran supaya nanti generasi penerus itu tahu dulu di tempat itu sejarah perjuangan itu seperti apa,” kata Sudjijo saat berbincang dengan

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif