News
Sabtu, 11 November 2017 - 23:30 WIB

Fakultas Kedokteran UMS Surakarta Punya Guru Besar Baru

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - EM Sutrisna (tengah) berfoto bersama dengan Rektor UMS Sofyan Anif (kiri) seusai mengalungkan samir sebagai tanda pengukuhan guru besar, di Auditorium Mohamad Djazman, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Sabtu, (11/11/2017). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Fakultas Kedokteran UMS Surakarta memiliki guru besar baru, yaitu Prof EM Sutrisna.

Solopos.com, SUKOHARJO — Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), EM Sutrisna, resmi menyandang profesor bidang kedokteran seusai pengukuhan di Auditorium Mohamad Djazman, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Sabtu (11/11/2017).

Advertisement

Pada pengukuhan ini dia memberi pidato ilmiah tentang personalized medicine sebagai paradigma baru dalam pengobatan. “Profesor itu jalur fungsional akademik di tataran tertinggi. Karena tidak ada lagi yang lebih tinggi dari profesor,” ujar dia.

Menurut Sutrisna sengaja memilih jalur akademik sebagai titian kariernya. Sebab, panggilan hatinya lebih mengarah ke jalur akademisi tersebut dibanding dengan jalur praktisi.

Dia berpendapat personalized medicine (PM) juga disebut precision medicine atau individual medicine menunjukkan pengobatan/diagnostik dengan menentukan terlebih dahulu marker biologik (genetik) pasien untuk mendapatkan terapi yang sesuai.

Advertisement

Pengobatan ini, papar dia, muncul dilandasi karena fakta bahwa setiap orang secara individual berbeda baik secara genotip maupun fenotip. “Perbedaan ini tidak selalu berarti tidak normal,” kata dia.

Untuk itu, papar dia, menjadi salah ketika obat/pengobatan diberikan secara sama padahal genotype pasien berbeda. Pengobatan akan menjadi tepat ketika obat yang diberikan sesuai dengan genetika pasien.

“Pertama, keuntungan PM bagi pasien yakni lebih cepat mendapatkan terapi yang optimal, meningkatkan efiksasi pengobatan, meminimalisasi harm/adverse drugs reaction, meningkatkan adherence/kepatuhan pasien, mengurangi pemeriksaan tambahan, meningkatkan kualitas hidup,” ujar dia.

Advertisement

Kedua, kata dia, keuntungan PM bagi sistem kesehatan di antaranya menghemat secara ekonomi, meminimalisasi tuntutan hukum, membantu mengendalikan keseluruhan biaya perawatan kesehatan dan sebagainya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif