Soloraya
Jumat, 10 November 2017 - 18:15 WIB

KISAH TRAGIS : Ucapan Terakhir Siswi SMP Wonogiri yang Meninggal Usai Pingsan Saat Upacara

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Keluarga duduk di dekat jenazah Hilda Firdaus Nur Hadiyanto, 14, yang disemayamkan di rumahnya, Josari RT 001/RW 003, Jimbar, Pracimantoro, Wonogiri, Jumat (10/11/2107). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Kisah tragis, penyebab kematian siswi SMP di Wonogiri masih misteri.

Solopos.com, WONOGIRI — Hilda Firdaus Nur Hadiyanti, 14, siswi SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Program Khusus Pracimantoro, Wonogiri, meninggal dunia 50 menit setelah pingsan saat mengikuti upacara peringatahan Hari Pahlawan di Lapangan Pracimantoro, Jumat (10/11/2017) pagi.

Advertisement

Meski telah mendapat pertolongan medis, nyawa remaja warga Josari RT 001/RW 003, Jimbar, Pracimantoro, Wonogiri, itu tak terselamatkan. Penyebab kematian putri pasangan Yono dan Supriyanti itu juga belum diketahui secara pasti.

Guru Mapel Seni Budaya SMP Muhammadiyah PK Pracimantoro, Brian, menyampaikan kenangan terakhir yang dia ingat tentang Hilda. Brian menyampaikan saat Hilda menyerahkan tugas kepadanya, Kamis (9/11/2017), remaja putri itu mengatakan tugas tersebut adalah tugas terakhirnya.

“Saya tak menyangka hal itu menjadi kata terakhir yang diucapkan Hilda kepada saya,” ungkap dia. (baca: Siswi SMP Wonogiri Meninggal Usai Pingsan Saat Upacara Hari Pahlawan)

Advertisement

Kepala Desa (Kades) Jimbar, Sutrisno, mengatakan sebelum mengikuti upacara, Hilda sehat. Menurut keterangan keluarga, tambah dia, Hilda sebelumnya tak memiliki riwayat penyakit tertentu.

Diberitakan, Hilda pingsan saat upacara baru berjalan beberapa menit. Saat itu dia tiba-tiba kesakitan sambil memegangi kepala. Setelah mendapat pertolongan pertama, kondisi Hilda tak membaik. Kemudian petugas membawanya ke Puskesmas Pracimantoro I Rawat Inap dan ditangani di Unit Gawat Darurat (UGD). Namun, nyawa anak pertama dari tiga bersaudara itu tak tertolong.

Kepala Puskesmas I Pracimantoro, dr. Cahyo Indriyanto, menyampaikan Hilda meninggal dunia 50 menit setelah pingsan di lapangan upacara. Pihaknya belum mengetahui penyebab kematian Hilda secara pasti.

Advertisement

ika sebelumnya tidak memiliki penyakit, kata dia, ada kemungkinan nyeri kepala hebat yang dialami Hilda disebabkan adanya anomali di pembuluh darah otak yang tidak bergejala. “Kalau dilihat dari gejala awal, nyeri hebat di kepala Hilda terjadi karena adanya kenaikan intra kranial [tekanan di ruang kepala],” terang dr. Cahyo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif