Jogja
Jumat, 10 November 2017 - 19:55 WIB

KISAH INSPIRATIF : Kisah Veteran Trikora, Terjun Malam Hari, Nyangkut di Rimba

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kusmari, salah satu veteran Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang ikut operasi Trikora. (SekarLangit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Kusmari, salah satu veteran yang ikut dalam operasi Trikora pada 1962

Harianjogja.com, SLEMAN-Kusmari, salah satu veteran yang ikut dalam operasi Trikora pada 1962 silam mengingat dengan jelas bagaimana cara mencintai kesatuan negaranya.

Advertisement

Pengalamannya sangkut di hutan rimba Papua dengan ketinggian 20 meter kala itu menjadi salah satu hal guna baktinya pada bangsa.

Pria berusa 84 tahun ini ialah anggota penerjun Pasukan Gerak Tjepat (PGT) pada masa itu. Tak banyak yang tahu bahwa pasukan ini ialah embrio dari Korpaskhas, pasukan elite milik TNI AU di masa kini.

Advertisement

Pria berusa 84 tahun ini ialah anggota penerjun Pasukan Gerak Tjepat (PGT) pada masa itu. Tak banyak yang tahu bahwa pasukan ini ialah embrio dari Korpaskhas, pasukan elite milik TNI AU di masa kini.

Sebagai anggota PGT, kala itu ia ditugaskan dalam operasi pengusiran Belanda dari bumi Indonesia paling timur itu.

Soekarno, bapak bangsa sekaligus presiden pertama RI, geram karena penjajah itu tak jua enyah dari Papua. Maka terbanglah Kusmari muda dari Ambon menuju Sorong Selatan, tempat ia akan terjun bersama rekannnya yang lain.

Advertisement

“Saya ulur tali 20 meter pun tidak sampai tanah, akhirnya saya tunggu sampai terang, lepas sepatu dan turun sendiri,” ujarnya ketika ditemui di Lanud Adisutjipto, Maguwoharjo, Depok pada Oktober lalu.

Pria muda berpangkat kopral satu itu hanya punya ketangguhan fisik dan ingatan jelas pada ucapan presidennya, orang yang dikaguminya.

“Hitam adalah saudara sendiri, putih tembak,” ujarnya menirukan kalimat kalimat yang masih jelas terngiang hingga usia senjanya ini.

Advertisement

Namanya kini juga tertera di monumen peringatan yang berdiri di Kota Sorong Selatan, tempat ia beraksi menegakkan bendera merah putih dulu dulu. Rasa bahagianya tak terhingga ketika dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70  Korpaskhasau lalu ia bisa bertemu warga kota itu bahkan bupatinya.

Warga Papua ini juga menunjukkan bukti betapa monumen itu masih tergak berdiri bersama dengan nama Kusmari dan rekan-rekannya.

Pria yang kini berdiam di Bandung ini tak banyak berpesan, hanya minta agar monumen itu dijaga beserta dengan kedaulatan negara yang diperjuangkan dengan tak gampang. Lebih dari 55 tahun kemudian, Kusmari sekarang hanya bisa berbagi kisahnya dengan satu rekannya dahulu.

Advertisement

Hanya dua orang inilah yang dianugerahi usia panjang, sisanya sudah dipanggil duluan oleh Tuhan termasuk prajurit yang tewas kala menjalankan misinya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif