Soloraya
Jumat, 10 November 2017 - 06:35 WIB

Hasil Seleksi Perdes Boyolali Bikin Warga Kecewa dan Hilang Kepercayaan

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi perangkat desa (JIBI/Harianjaogja.com/Dok.)

KepercayaanMasyarakat Boyolali kecewa dengan hasil seleksi perangkat desa yang penuh kejanggalan.

Solopos.com, SOLO — Munculnya sejumlah kejanggalan dalam pengumuman hasil tes seleksi penerimaan perangkat desa di Boyolali seakan menjawab isu miring yang beredar selama ini.

Advertisement

“Saya terus terang sangat kecewa dengan proses penerimaan perangkat desa di Boyolali. Secara pribadi, saya tak bisa menerima,” ujar Cahyo Utomo, salah satu peserta tes pengisian perangkat desa dari Kecamatan Karanggede, Boyolali, Kamis (9/11/2017).

Kekecewaan Cahyo cukup beralasan. Dia tak melihat adanya keseriusan panitia dalam bekerja sejak awal. Puncak kekesalan dia terjadi ketika tiba waktu pengumuman hasil tes, Rabu (8/11/2017).

Advertisement

Kekecewaan Cahyo cukup beralasan. Dia tak melihat adanya keseriusan panitia dalam bekerja sejak awal. Puncak kekesalan dia terjadi ketika tiba waktu pengumuman hasil tes, Rabu (8/11/2017).

“Saya datang sejak siang menanti pengumuman di balai desa sesuai undangan. Lalu ditunda selepas Magrib katanya. Ternyata sampai Magrib juga enggak ada. Lalu, tengah malam saya datang lagi, tetap enggak ada. Ini sebenarnya ada apa?” ujarnya.

Cahyo dan peserta lainnya kesal saat itu. Apalagi tak ada penjelasan secara resmi dari panitia soal molornya jadwal pengumunan.

Advertisement

Pengalaman serupa dialami Fiko, peserta tes perangkat desa dari wilayah Kecamatan Andong. Fiko juga mendapati adanya ketidakpastian pengumuman. Bahkan, kata dia, dia hanya bisa tersenyum kecut ketika mendengar dugaan jual beli jabatan itu bukan lagi menjadi barang tabu. (Baca: Aroma Jual Beli Jabatan Tercium Dalam Pengisian Perdes Boyolali)

“Saat pelaksanaan tes, sampai ada yang bilang kalau enggak bisa jawab, dikosongin saja. Nanti, kuncinya sudah ada,” kata dia.

Kenyataan itulah yang membuatnya putus harapan. Menurut dia, ujian bukan lagi menjadi parameter kemampuan, melainkan sekadar formalitas. Dia meyakini nilai tes sudah diatur di belakangnya.

Advertisement

“Masak sarjana baru lulus, belajar tekun, tapi nilai ujiannya jeblok semua di bawah 60. Masak kalah jauh dengan orang-orang tua. Ilmu macam apa yang dipakai,” ujar dia.

Kondisi inilah yang membuat Fiko, Cahyo, dan warga lainnya hilang kepercayaan. Mereka yang semula menaruh harapan tinggi bisa mengabdikan ilmu melalui seleksi perangkat desa kini pupus sudah.

“Selama prosesnya masih seperti ini, maka sangat sulit memajukan bangsa ini,” ujarnya.

Advertisement

Berdasarkan catatan Solopos.com, amburadulnya pengumuman seleksi pengisian perangkat desa terjadi merata di semua wilayah Boyolali.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif