Jogja
Rabu, 8 November 2017 - 10:40 WIB

Pasar Unggas dan Wilayah Perbatasan di Bantul Kini Dipantau Ketat

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Pemkab Bantul gencarkan antisipasi penyebaran virus penyebab kematian unggas.

Harianjogja.com, BANTUL— Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (Diperpautkan) Bantul mengisolasi seluruh kandang unggas di wilayah Pantai Samas, menyusul kematian ratusan itik secara mendadak di wilayah tersebut. Kini sejumlah upaya digencarkan untuk mencegah penyebaran virus penyebab kematian unggas tersebut.

Advertisement

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Diperpautkan Bantul, Joko Waluyo menuturkan, Pemkab kini mengisolasi kandang unggas di Samas. Keputusan ini diambil karena dugaan serangan virus Asian Influenza (AI) atau flu burung penyebab kematian ratusan itik tersebut semakin menguat. Namun menurutnya dugaan tersebut masih sebatas hasil pengamatan kasat mata yang dilihat dari kotoran unggas yang sakit dan bangkainya.

“Tapi untuk kepastian kami masih menunggu hasil uji lab. Isolasi juga belum ditentukan sampai kapan,” ujarnya, Selasa (7/11/2017). Joko menambahkan sebelum isolasi dilakukan, seluruh kandang telah disemprot disinfektan sebagai upaya mematikan virus yang masih tertinggal di sekitar kandang.

Selain itu, Diperpautkan telah melakukan langkah antisipasi lain yaitu dengan melakukan penyemprotan disinfektan di pasar-pasar unggas sekitar wilayah Kabupaten Bantul yang dilakukan oleh petugas dari Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan). “Hari ini di Pasar Turi,” katanya. Pihaknya juga memperketat pengawasan di wilayah perbatasan antar kabupaten seperti Bantul dengan Kulonprogo. “Seperti di Pasar Mangir, kami pantau secara khusus,” imbuhnya.

Advertisement

Seperti yang disampaikan Kepala Diperpautkan, Pulung Haryadi. Pihaknya menengarai ada dua penyebab utama yang menyebabkan serangan virus ini. Pertama, peternak mungkin membeli itik yang sudah dewasa dari luar wilayah tersebut untuk menambah populasi ternak. Hal tersebut, menurut Pulung, sangat berpotensi menjadi vektor virus yang terbawa dari luar. “Itu yang paling besar kemungkinannya,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif