News
Rabu, 8 November 2017 - 12:55 WIB

Deteksi Dini Penyakit di Kulonprogo, Mahasiswa Kedokteran Dikerahkan

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peserta Summer Course 2017 dari Belanda melakukan pemeriksaan kesehatan pelajar SMP di Pengasih, Kulonprogo, Selasa (7/11/2017). (Harian Jogja/Sunartono)

Mahasiswa Kedokteran itu tergabung dalam International Summer Course 2017 yang digelar Fakultas Kedokteran UGM

Harianjogja.com, KULONPROGO-Para mahasiswa calon tenaga kesehatan dikerahkan untuk melakukan deteksi dini terhadap penyakit di tengah masyarakat dengan menginap di rumah pendudukan di Kulonprogo.

Advertisement

Mereka tergabung dalam International Summer Course 2017 yang digelar Fakultas Kedokteran UGM dengan tajuk Interprofessional Healthcare; Tropical, Neglected Infectious and Sexually Transmitted Diseases. Kegiatan ini melibatkan 59 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi luar negeri sejak 30 Oktober hingga 17 November 2017.

Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FK UGM Gandes Retno Rahayu menjelaskan, selain dari UGM, peserta berasal dari Malaysia, Thailand dan Belanda serta menghadirkan pakar dari Amerika, New Zealand dan Jepang. Kegiatan itu melibatkan lintas disiplin ilmu mulai dari kedokteran, farmasi, dan kedokteran giri.

Tujuan kegiatan ini untuk mendapatkan pemahaman secara luas terkait permasalahan kesehatan sekaligus solusi yang harus diberikan saat berada di tengah masyarakat. Selain itu, kegiatan ini diharapkan mampu memberikan advokasi dalam peningkatan layanan kesehatan masyarakat sejalan dengan sisten kesehartan nasional.

Advertisement

Dalam Summer Course 2017, para peserta diberikan penugasan lapangan di daerah dan berinteraksi langsung dengan masyarakat terutama memberikan layanan kesehatan. Layanan itu misalnya Posyandu, yandu lansia, penyuluhan, konseling gizi dan kegiatan kesehatan di sekolah.

“Layanan dilaksanakan di Puskesmas Pengasi 1, Pengasih 2, Girimulyo 1, Girimulyo 2, Panjatan, Nanggulan, Samigaluh 1 dan Kalibawang. Para peserta tinggal bersama warga setempat, diharapkan sebagai calon nakes peserta dihadapkan pada situasi aktual di tengah masyarakat,” ungkap dia, Selasa (7/11/2017).

Iting Mamiri, Kepala Puskesmas Pengasih 1 Kulonprogo mengaku merasa terbantu dengan kegiatan Summer Course ini. Para mahasiswa dapat membantu para tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugas seperti deteksi dini penyakit yang dilakukan kepada siswa baru atau siswa kelas 1 SD dan SMP di wilayah Pengasih serta pelaksanaan Posyandu baik balita maupun lansia. Deteksi dini dilakukan melalui pemeriksaan mata dan tekanan darah.

Advertisement

“Kebetulan tidak ada temuan spesifik terhadap siswa-siswa ini, deteksi ini rutin dilakukan setiap tahun, tahun ini dibantu oleh mahasiswa Summer Course,” ungkap dia.

Koordinator Lapangan Pelaksanaan Summer Course 2017 Abdul Wahab mengatakan, pihaknya sengaja memilih Kulonprogo karena sebelumnya sudah bekerja sama dengan Pemkab sehingga tidak ada kendala teknis. Selain itu, Kulonprogo termasuk wilayah yang demografinya unik karena ada pegunungan, dataran rendah, hingga pantai.

Oleh karena itu,  kasus kesehatan sangat bermacam. Kulonprogo juga dikenal sebagai daerah rujukan bagi kabupaten lain di Indonesia dalam hal kesehatan dengan berbagai inovasi yang dikembangkan, sehingga dari sisi akademik menarik untuk dikaji.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif