Jateng
Senin, 6 November 2017 - 18:50 WIB

BENCANA JATENG : 30 Daerah di Jateng Rawan Banjir

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Jawa Tengah (Jateng), Prasetyo Budie Yuwono (dua dari kiri), saat melakukan diskusi terkait Pengendalian Banjir di Jawa Tengah di Hotel Pangandaran, Semarang, Senin (6/11/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda S.)

Bencana banjir menghantui warga sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng) selama musim hujan.

Semarangpos.com, SEMARANG – Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Jawa Tengah (Jateng), Prasetyo Budie Yuwono, menyebutkan sekitar 30 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rawan mengalami bencana banjir pada musim penghujan saat ini.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Prasetyo seusai menggelar diskusi bertema Pengendalian Banjir di Jawa Tengah di Hotel Pandanaran, Kota Semarang, Senin (6/11/2017). “Hitungan [prediksi daerah rawan banjir] dari kami tak jauh berbeda dengan yang dari BPBD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah] Jateng. Tapi, kami enggak sampai 32 kabupaten/kota. Paling sekitar 30 daerah di Jateng yang rawan banjir,” ujar Prasetyo kepada para wartawan.

[Baca juga Duh, Hanya Salatiga, Daerah di Jateng yang Tak Rawan Banjir dan Longsor]

Prasetyo menyebutkan beberapa daerah di Jateng yang rawan banjir antara lain yakni Cilacap, Banyumas, Kebumen, Purworejo, Solo, Sragen, Karanganyar, Semarang, Brebes, Kendal, Demak, Kudus, Pati dan Grobogan. “Dan yang kemungkinan hampir tidak mengalami banjir itu seperti Magelang dan Boyolali,” imbuh Prasetyo.

Advertisement

Prasetyo mengatakan bencana banjir saat musim hujan di Jateng sebenarnya sudah menjadi kondisi yang biasa dan rutin terjadi tiap tahunnya. Kondisi itu tak lain disebabkan struktrur tanah di Jateng yang masuk dalam wilayah cekungan air tanah (CAT).

Di samping itu, populasi masyarakat di Jateng yang kian bertambah tiap tahunnya juga menjadi penyebab banjir. “Upaya kami untuk mengelola banjir sudah banyak dilakukan, baik secara teknis maupun non-teknis. Dari segi teknis kami melakukan normalisasi sungai, memperkuat tanggul, dan membuat embung. Sedang dari segi non teknis, kami mengajak masyarakat untuk peduli terhadap kebersihan sungai,” tutur Prasetyo.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif