Jembatan sasak yang jadi jalur alternatif Solo-Gadingan, Sukoharjo, saat Jembatan Mojo ditutup ambruk pada Sabtu malam.
Solopos.com, SOLO — Jembatan sasak yang menghubungkan Beton, Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Solo, dengan Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, ambruk pada Sabtu (4/10/2017) malam. Terjangan material sampah yang terbawa arus air sungai tak kuasa dibendung meski jembatan sudah diberi penguat.
Sampah-sampah itu akhirnya merobohkan jembatan yang dibangun sejak sepekan lalu atau pada Minggu (29/10/2017) oleh Sumadi Hala dan anak buahnya. Tinggi muka air terus naik hingga tak ada tanda-tanda jembatan akan diperbaiki. Apalagi, Jembatan Mojo yang sebelumnya ditutup sementara sudah dibuka sejak Minggu (5/11/2017) malam. (Baca: Jembatan Mojo Ditutup, Pengendara Motor Padati Jembatan Sasak Beton-Gadingan)
Pantauan Solopos.com di Dermaga Beton, Sewu, Senin (6/11/2017), sisa bambu terlihat masih berada di pinggir kali. Mereka tertahan tali yang sengaja dikaitkan ke bambu-bambu tersebut.
Beberapa lembar anyaman bambu ditaruh di dermaga beton. Aktivitas sepi. Di tanggul juga terpampang informasi jembatan tutup total.
Salah seorang warga Beton, Rumiyati, 50, mengatakan jembatan sasak ditutup sejak Minggu. Pada Sabtu malam, hujan turun lebat sehingga membuat jembatan sasak ambrol. (Baca: Jembatan Sasak Beton-Gadingan yang Ambruk Dibangun Lagi, Tarif Berubah)
“Tapi Jembatan Mojo sudah dibuka sehingga warga sudah bisa lewat sana,” kata dia saat ditemui Solopos.com, Senin siang.
Pengelola jembatan sasak, Mujiman, 74, mengatakan bagaimanapun jembatan sasak hanyalah jembatan sementara. Ia sudah mengetahui jembatan bakal ambrol kalau air sungai mulai melimpah. “Ini kami kuati, tapi kalau aliran airnya deras, ya tetap jebol jembatannya,” ungkapnya.