Jogja
Jumat, 3 November 2017 - 20:55 WIB

Produktivitas Perkebunan Gunungkidul Naik, Mangga Melimpah

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mangga (Dok)

Produktivitas perkebunan Gunungkidul mengalami peningkatan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Produktivitas perkebunan di Kabupaten Gunungkidul musim ini meningkat tajam. Pasalnya pada musim lalu sejumlah perkebunan khususnya buah-buahan mengalami gagal panen.

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul Bambang Wisnu Broto mengatakan, hasil perkebunan untuk musim ini cukup bagus. Sejumlah tanaman seperti mangga, rambutan, durian, dan jambu mete berbuah berbuah optimal.

Kondisi cuaca yang mendukung merupakan faktor utama yang membuat hasil panen perkebunan meningkat. Sepanjang musim ini intensitas hujan cukup jarang, sehingga tanaman perkebunan tidak kelebihan air seperti yang terjadi pada musim lalu saat intensitas hujan terlalu tinggi.

Dia mencontohkan hasil perkebunan mangga di Desa Watugajah, Kecamatan Gedangsari mengalami peningkatan. Dari total 58.000 batang pohon mangga ada sekitar 30% yang telah berbuah. “Kalau dibanding musim kemarin sama sekali tidak ada yang bisa dipanen,” kata dia, Kamis (2/11/2017).

Advertisement

Selain mangga, buah-buahan lain pada musim kali ini juga berbuah cukup baik. Sentra perkebunan durian dan rambutan di Kecamatan Patuk yang terpantau sudah mulai panen. Sementara, sentra perkebunan jambu mete di Kecamatan Ponjong dan Semanu juga mulai berbuah dengan baik.

“Kalau berdasarkan pantauan banyak buah-buahan yang mulai berbuah dan ada yang sudah panen. Tapi kalau total hasil panennya kami belum memiliki data secara komplit. Besok baru akan kami koordinasikan,” ujar Bambang.

Sebelumnya, Camat Patuk Haryo Ambar Suwardi mengakui, saat ini di wilayahnya telah memasuki musim panen durian. Sejumlah kebun durian milik warga kini telah banyak yang berbuah dan hasilnya cukup lumayan untuk dijual.

Advertisement

Namun, dengan hasil penen durian yang optimal dia mengimbau agar para petani durian tidak terburu-buru menjual hasil panen ke spekulan. Pasalnya, kini para spekulan sudah mulai berkeliaran untuk memborong durian yang masih muda dari petani langsung, atau dengan sistem ijon. “Sudah mulai ada yang mengintip dan ingin membeli dengan sistem ijon,” kata Haryo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif