News
Kamis, 2 November 2017 - 06:00 WIB

Presensi Mahasiswa Perguruan Tinggi di Eropa Tak Seketat di Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Ayu Prawitasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi perguruan tinggi (JIBI/Dok)

Berdasarkan hasil studi banding Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Komisariat II Surakarta, presensi mahasiswa di perguruan tinggi Eropa tak seketat di Indonesia

Solopos.com, SOLO—Sistem pembelajaran perguruan tinggi (PT) di Eropa lebih mandiri. Konsekuensinya presensi kehadiran mahasiswa di kampus bukanlah hal yang utama. Hal itu disampaikan Ketua (Aptisi) Komisariat II Surakarta, Ali Mursyid Wahyu Mulyono.

Advertisement

“Berdasarkan hasil studi banding di beberapa PT Eropa, dosen di sana tidak terlalu ketat dalam hal presensi kehadiran mahasiswa. Mahasiswa lebih mandiri sehingga dapat mengembangkan kreativitas mereka,” kata Ali saat dihubungi Solopos.com sepulangnya dari kunjungan ke Eropa, Jumat (20/10/2017).

Rombongan Aptisi Komisariat II Surakarta yang beranggotakan 20 orang berkunjung ke beberapa negara Eropa pada 8-18 Oktober 2017. Dalam kunjungan itu ada studi banding ke beberapa PT seperti Utrecht University di Belanda dan University of Vienna di Austria.

“Di kedua universitas itu [Utrech dan Vienna] hanya pada awal perkulihan mahasiswa berebut kelas. Apabila [ruang]kuliah sudah penuh, tidak boleh menambah mahasiswa,” ungkap Ari.

Advertisement

Setelah masa perkuliahan, sambung Rektor Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara), Sukoharjo ini, mahasiswa cenderung mengembangkan kreativitas sesuai minat keilmuan mereka. “Dengan sistem pembelajaran ini, begitu lulus mahasiswa sudah punya keahlian sehingga mudah mencari pekerjaan. Kondisi ini berbeda dengan di Indonesia,” jelas dia.

Ditanya apakah Aptisi akan menerapkan sistem pembelajaran di Eropa, Ari masih akan membicarakannya dengan anggota. “Hasil studi banding akan kami sosialisasikan kepada anggota Aptisi yang terdiri atas 70 perguruan tinggi di Soloraya,” kata dia.

Sekretaris Aptisi Komisariat II Surakarta, Singgih Purnomo, sebelumnya menyatakan ada enam negara yang dikunjungi selama lawatan ke Eropa yakni Belanda, Demark, Italia, Austria, Jerman, dan Turki. Rombongan sebanyak 20 orang berasal dari berbagai perguruan tinggi swasta (PTS) di wilayah Soloraya, antara lain Univet Bentara Sukoharjo; Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Kumputer (STMIK) Duta Bangsa Solo; Politeknik Indonusa Solo; Universitas Boyolali; Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Wijaya Mulya Solo; dan masih banyak lagi. “Kunjungan ke Eropa sudah kami tawarkan kepada semua anggota Aptisi, tapi tidak semuanya bisa berangkat,” ungkap Singgih.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif