Jogja
Kamis, 2 November 2017 - 05:40 WIB

Lahan Durian di Gunungkidul Diincar Pengijon Seharga Rp3 Juta

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Deretan penjual durian mulai terlihat di ruas jalan Jogja-Wonosari tepatnya di wilayah Kecamatan Patuk. Rabu (1/11/2017). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Tukang ijon mengintai petani durian di Gunungkidul.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Petani di wilayah Kecamatan Patuk Kecamatan Patuk Gunungkidul tak lama lagi menikmati hasil panen durian yang melimpah, karena kondisi tanaman durian tahun ini berbuah maksimal. Sayang, para tukang ijon mulai mengincar petani durian.

Advertisement

Spekulan atau tengkulak yang membeli durian dengan sistem ijon mulai berkeliaran untuk memborong durian sewaktu masih muda.

Camat Patuk Haryo Ambar Suwardi mengakui, saat memasuki tanaman durian mulai berbuah akan banyak spekulan yang membeli dengan sistem ijon. Menurut dia, hal ini sangat merugikan petani karena keuntungan yang dihasilkan tidak dapat maksimal. “Sudah mulai ada yang mengintip dan ingin membeli dengan sistem ijon,” kata Ambar kepada wartawan, Rabu (1/11/2017).

Dia mengakui, hingga sekarang sudah menerima satu laporan terkait dengan pembelian durian dengan sistem ijon.  Melihat kondisi itu, dia pun mendatangi petani yang bersangkutan agar tidak terkecoh dengan pembelian model tersebut.

Advertisement

“Ini terjadi di wilayah Desa Salam. Katanya ada yang mau membeli lahan panen durian seharga Rp3 juta, tapi saya mengimbau agar tidak dilepas. Sebab, jika petani mau bersabar hingga buah masak, keuntungan yang diperoleh akan berlipat karena nominal yang didapatkan bisa menembus angka Rp9 juta,” ungkapnya.

Mantan Camat Ponjong ini pun berharap agar petani tidak terkecoh dengan pembelian model ijon karena hanya menguntungkap para spekulan. “Lebih baik dipanen sendiri dan dijual saat sudah matang. Saya yakin keuntungan yang diperoleh akan lebih besar,” katanya lagi.

Salah seorang pemilik pohon durian di Desa Putat, Patuk Gunawan mengakui panen durian di tahun ini akan lebih maksimal. Kondisi ini tentunya membuat warga gembira karena sejak 2015 lalu hampir tidak pernah panen. “Sudah dua tahun kami tidak panen karena masalah cuaca. Tapi untuk tahun ini hasilnya lebih baik karena buah dapat berkembang dengan baik,” katanya.

Advertisement

Disinggung mengenai spekulan yang membeli dengan sistem ijon, Gunawan tidak menampik. Menurut dia, pembelian buah saat berusia muda menjadi hal yang dilematis karena di satu sisi pemilik dapat memeroleh uang dengan cepat. Sedang di sisi lain, keuntungan yang diperoleh berkurang. “Ya kalau dijual sendiri, pemilik harus menunggu sampai masak sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan uang,” katanya lagi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif