Jogja
Rabu, 1 November 2017 - 06:20 WIB

Tulis Sejarah Adisutjipto, Ari Menangkan Lomba Menulis untuk Guru

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Kebudayaan Kota Jogja, Eko Suryo M. menyerahkan hadiah pemenang Lomba Menulis Tokoh Sejarah, Crhistian Ari, Selasa (31/10/2017). (Beny Prasetya/JIBI/Harian Jogja)

Diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Jogja, Lomba Penulisan Sejarah Pahlawan untuk Guru se-Kota Jogja dimenangkan Christian Ari

Harianjogja.com, JOGJA — Diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Jogja, Lomba Penulisan Sejarah Pahlawan untuk Guru se-Kota Jogja dimenangkan Christian Ari, Selasa (31/10/2017).

Advertisement

Setelah tiga minggu menulis, Ari yang mengajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta berhasil meraih juara satu. Menurut Ari, selama proses penulisan tidak ada suatu kendala yang berarti. Adapun kendala yang ada hanyalah penenemuan tokoh yang akan diangkat.

“Saya ke perputakaan Universitas Atma Jaya, baru bisa menemukan siapa, Adisutjipto,” ujarnya setelah prosesi penyerahan piala dan plakat.

Advertisement

“Saya ke perputakaan Universitas Atma Jaya, baru bisa menemukan siapa, Adisutjipto,” ujarnya setelah prosesi penyerahan piala dan plakat.

Menurutnya tokoh sejarah Agustinus Adisutjipto sangat tepat untuk dijadikan teladan anak muda zaman sekarang. Pasalnya saat membaca buku mengenai Adisucipto, Ari menemukan Adisutjipto kecil yang hidup dalam masa penjajahan belanda mampu bermimpi menjadi penerbang.

“Sampai dewasa, akhirnya dirinya mampu menjadi Penerbang,” jelas pria yang dulunya mengajar mata pelajaran sejarah.

Advertisement

“Saya hanya menemukan dua buku, susah menemukan literasinya,” ungkap pria yang gemar membaca tulisan Kunto Wijoyo itu.

Menanggapi hal tersebut, salah satu dewan juri Sardiman yang juga Dosen Pendidikan Sejarah di UNY mengatakan seluruh peserta yang mendapat nominasi mempunyai selisih nilai yang tipis. Dimana Ari mendapat 1718 dan juara kedua mendapat nilai 1713.

“Elang Jawa [Karya Ari tentang Adisutjipto] itu tinggi nilainya, dan semua mempunyai selisih nilai yang tipis,” jelas Sardiman.

Advertisement

Sardiman mengatakan bahwa tulisan seluruh guru telah dibaca dengan seksama oleh lima juri yang ada. “Ada dua tahap, pertama tentang keaslian tulisan dan sejarah, logika, serta teknik penulisan, yang kedua tentang bahasa yang digunakan dan teknik presentasi,” jelasnya.

Tidak kurang dirinya menengarai bahwa masalah membuat bumi pertiwi gonjang-ganjing akibat masyarakat yang tidak belajar pada sejarah, dimana menurutnya yang ada hanya masyarakat yang belajar pada pelajaran sejarah. “Semoga bisa memicu dan memacu kegiatan sejarah,” harap Sardiman.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Kota Jogja Eko Suryo Maharsono, lomba ini dipilih agar guru dapat meningkatkan rasa senang terhadap sejarah. Ia menilai, dengan diapresiasinya guru maka murid juga terangsang untuk mengikuti pelajaran sejarah.

Advertisement

“Karena ini [pelajaran sejarah] untuk memetakan posisi dimana kita sekarang, dan untuk mengonsep bagaimana masa depan,” ujar Eko dalam sambutan.

Ia berharap bahwa lomba ini dapat mengali peristiwa sejarah sekaligus meningkatkan pengetahuan masyarakat. “Mudah-mudahan ada manfaat ada gandeng cenengnya dengan sejarah masa lalu,” ujarnya.

Enam guru yang masuk nominasi sore itu adalah Suprastiyono dari MAN 1 Yogyakarta dengan Tokoh Sultan HB IX, harapan dua ialah Jemi F. dari Stella Duce 2 Yogyakarta dengan judul Ki Hajar Dewantara, harapan pertama Sangidah dari SMA N 2 Yogyakarta yang memilih Sultan Agung, Reshita G. dari SMK Taman Siswa Jetis Yogyakarta memilih Ir. Soeratin, Tri Endaryati dari SMA N 8 Yogyakarta memilih Ibu Ruswo, dan yang terakhir Ari yang memilih Agustinus Adisutjipto dengan judul Elang Muda.

Selain mendapatkan uang binaan sejumlah Rp16.500.000 seluruh peserta juga mendapatkan sertifikat atas partisipasinya. Bahkan dalam periode berikutnya akan dijadwalkan menjadi sebuah buku.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif