Jogja
Rabu, 1 November 2017 - 02:20 WIB

Perlintasan Kereta Api di Janti Akhirnya Ditutup, Warga Dapat Akses Jalan 1,2 Meter

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga berkumpul di bawah jembatan layang Janti, memprotes penutupan pintu perlintasan. Selasa (31/10/2017). (Rheisnayu Cyntara/JIBI/Harian Jogja)

Penutupan palang pintu perlintasan kereta Janti dilakukan pada Selasa (31/10/2017)

Harianjogja.com, JOGJA -Penutupan palang pintu perlintasan kereta Janti dilakukan pada Selasa (31/10/2017) dini hari berupa pagar besi dan bantalan beton sebagai penghalang. Warga diberikan ruang melintas selebar 1,2 meter dan pos penjagaan palang pintu sudah tak lagi diaktifkan.

Advertisement

Rusmala, warga Janti, Caturtunggal mengatakan jika penutupan itu dilakukan sekitar tengah malam oleh sejumlah petugas. Karena itu, warga hanya bisa pasrah dengan penutupan akses jalan yang banyak digunakan masyarakat sekitar.

“Katanya sih cuma uji coba tapi kok kayaknya pasti permanen kalau dilihat dari bentuknya,” ujarnya kepada Harianjogja.com ditemui di lokasi, kemarin.

Ia menerangkan sosialisasi langsung baru dilakukan oleh pemerintah sekitar tiga hari lalu meski warga sebenarnya cenderung menolak sebelum adanya jalur alternatif, sebagaimana spanduk yang telah dibentangkan beberapa minggu sebelumnya. Namun, ia menilai penolakan warga ini tidak dianggap dan hanya diberikan akses jalan sekedarnya.

Advertisement

Akses jalan itu bakal dimanfaatkan oleh pejalan kaki, pesepeda, dan pengguna sepeda motor. Faktanya, dipasang bantalan beton di kedua sisi rel kereta api itu yang menghalangi sepeda motor melintas. Selain itu, Rusmala menambahkan jika pemerintah menyatakan lepas tangan terhadap keamanaan warga karena pos penjagaan juga dinonaktifkan dengan penutupan itu.

Selama pagi hari kemarin, dikatakan jika sudah ratusan warga yang kecewa dan batal melintas khususnya pelajar. Bahkan, pemilik usaha dekat dengan ruas jalan ini menjelaskan jika kaca pos penjagaan perlintasan sempat pecah akibat dilempari oleh warga yang kecewa.

Aspal di sisi rel kereta api tersebut kemarin juga mulai dibongkar. Hal ini menarik perhatian warga karena pembongkaran ini dianggap pertanda jika penutupan itu bukan lagi uji coba.

Advertisement

Sementara itu, Sumarso, Ketua RT 1, Karangjambe, Banguntapan, Bantul mengatakan pihaknya baru menerima pemberitahuan langsung tiga hari lalu. Dengan penutupan ini, masyarakat tak lagi memiliki alternatif jalan kecuali melalui jalan kampung Karangjambe atau Jembatan Layang Janti. Jembatan dianggap tidak efektif bagi pesepeda atau warga setempat yang membawa gerobak untuk berjualan.

Sedangkan jika menggunakan jalan kampung, ia mengaku keberatan jika jalan konblok itu digunakan untuk banyak kendaraan. Pasalnya, kekuatan jalan serta warga setempat pasti akan terganggu. “Jadi bukan tidak mungkin bakal kami tutup juga [jalan kampung],” tegasnya.

Penutupan ini kemarin juga dikunjungi oleh angggota Komisi III DPRD DIY beserta perwakilan dari Dinas Perhubungan DIY. Aprinanto, staf Bidang Perhubungan Udara dan Keselamatan Transportasi Dishub DIY mengatakan jika uji coba ini akan dilakukan selama sebula mendatang.

Ia mengaku jika keputusan penutupan merupakan kewenangan dari pemerintah pusat sehingga pihaknya tidak bisa serta-merta memutuskan. Namun, ia mengatakan akan menyampaikan keluhan masyarakat bersama dengan DPRD mengenai penutupan akses jalan ini. “Sepertinya tidak efektif untuk penjaminan keselamatan dengan cara seperti ini,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif