Jogja
Rabu, 1 November 2017 - 14:20 WIB

Operasi Zebra Progo 2017 di Kulonprogo Libatkan 140 Personel

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolres Kulonprogo, AKBP Irfan Rifai mengecek kesiapan personel dalam gelar pasukan Operasi Zebra Progo 2017 di halaman Mapolres Kulonprogo, Rabu (1/11/2017). (Harian Jogja/Rima Sekarani I.N)

Ruas Jalan Brigjen Katamso dan Jalan Diponegoro di Wates dinilai sebagai wilayah rawan pelanggaran lalu lintas

Harianjogja.com, KULONPROGO-Ruas jalan di wilayah Wates dan Galur menjadi sasaran utama Operasi Zebra Progo 2017 yang dilaksanakan jajaran Polres Kulonprogo. Keduanya dinyatakan paling rawan pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.

Advertisement

Kapolres Kulonprogo AKBP Irfan Rifai mengatakan, Operasi Zebra Progo 2017 berlangsung selama dua pekan hingga 14 November 2017. Sebanyak 140 personel yang dikerahkan. Mereka dibagi menjadi empat regu, yaitu regu preventif, preemtif, pengendalian dan operasional (dalops), serta penegakan hukum (gakkum).

“Berdasarkan instruksi pusat, fokus penindakannya adalah pelanggaran kasat mata, seperti penggunaan lampu strobo dan rotator serta tentunya kelengkapan surat berkendara,” ungkap Irfan, usai gelar pasukan di halaman Mapolres Kulonprogo, Rabu (1/11/2017).

Irfan mengaku telah memetakan titik rawan yang bakal mendapat perhatian khusus. Ruas Jalan Brigjen Katamso dan Jalan Diponegoro di Wates dinilai sebagai wilayah rawan pelanggaran lalu lintas. Titik rawan kecelakaan berada di kawasan Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS), khususnya sepanjang ruas jalan dari Simpang Diro, Panjatan hinga Brosot, Galur.

Advertisement

Irfan mengatakan, dibutuhkan dukungan dan kerja sama dari semua pihak untuk mewujudkan situasi keamanan dan ketertiban lalu lintas. Koordinasi antar instansi terkait harus terus dilakukan agar upaya pencegahan tindakan pelanggaran maupun penekanan angka kecelakaan lalu lintas menjadi lebih efektif.

“Berdasarkan anev [analisis dan evaluasi] selama Oktober kemarin, ada delapan kecelakaan yang terjadi di sepanjang Simpang Diro hingga Brosot dan kebanyakan terjadi pada malam hari. Di sana itu ternyata penerangan jalannya kurang. Jadi penanganannya ini juga mesti melibatkan stakeholder terkait,” kata Irfan menguraikan.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif