Jogja
Rabu, 1 November 2017 - 19:20 WIB

Gudeg Turut Memicu Inflasi di Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (wikipedia.org)

Kenaikan harga berbagai bahan pokok di bulan Oktober memicu inflasi Kota Jogja sebesar 0,16%

Harianjogja.com, JOGJA-Kenaikan harga berbagai bahan pokok di bulan Oktober memicu inflasi Kota Jogja sebesar 0,16%. Salah satu komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi yakni beras.

Advertisement

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, JB Priyono mengungkapkan kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 126,78 pada September menjadi 126,98 pada Oktober.

Adapun laju inflasi kalender 2017 yakni Oktober terhadap Desember 2017 yakni sebesar 3,06%. Sedangkan laju inflasi Oktober 2017 dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya sebesar 3,75%.

Advertisement

Adapun laju inflasi kalender 2017 yakni Oktober terhadap Desember 2017 yakni sebesar 3,06%. Sedangkan laju inflasi Oktober 2017 dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya sebesar 3,75%.

“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks enam kelompok pengeluaran,” ujar Priyono dalam Berita Resmi Statistik di kantor BPS, Rabu (1/11/2017).

Kelompok pengeluaran tersebut antara lain kelompok bahan makanan, kelompok sandang, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, serta kelompok kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga. Sedangkan untuk kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan yakni transportasi komunikasi dan jasa keuangan dengan penurunan 0,18%.

Advertisement

Makanan khas Jogja, yakni gudeg memberikan andil sebesar 0,02% dengan kenaikan mencapai 2,55%. Priyono menambahkan kenaikan harga cabai merah juga cukup tinggi yakni sebesar 18,39%, namun andil yang diberikan hanya 0,02%.

Selain itu, ada juga beberapa komoditas seperti sewa rumah, batu bata, genteng, kayu balokan, pisang, melon, rokok kretek filter, sepatu, batu pondasi, sepeda motor, salak ,brokoli, dan pemeliharan atau servis kendaraan.

“Masing-masing komoditas tersebut memberikan andil hanya sebesar 0,01 persen,” imbuh Priyono.

Advertisement

Sementara komoditas yang menahan inflasi disumbang dari angkutan udara, bawang merah, dan telur ayam ras. Di mana penurunan harganya masing-masing 3,09%, 11,47% dan 5,75%. Turunnya harga bawang merah yang cukup tinggi memberikan andil penurunan sebesar 0,04%.

Priyono menambahkan selama Oktober, kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 0,19%. Kenaikan indeksnya dari September 2017 mencapai 136,95 menjadi 137,21 pada Oktober 2017.

“Dari 11 sub kelompok pengeluaran ada empat sub kelompok yang mengalami kenaikan. Antara lain sub kelompok padi-padian, umbi-umbian, ikan yang diawetkan dan buah-buahan,” imbuh Priyono.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif