Soloraya
Selasa, 31 Oktober 2017 - 16:46 WIB

KECELAKAAN BOYOLALI : Bus Terguling di Cepogo, 2 Orang Meninggal Dunia

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bus Sayur Agung jurusan Selo-Boyolali yang mengalami kecelakaan di Desa Kadipiro, Kecamatan Cepogo, Boyolali Selasa (31/10/2017). (Akhmad Ludiyanto/JIBI/Solopos)

Dua orang meninggal dunia akibat kecelakaan bus di Cepogo, Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI — Dua orang meninggal dunia saat bus mikro Sayur Agung jurusan Selo-Boyolali mengalami kecelakaan di Desa Kadipiro, Kecamatan Cepogo, Boyolali, Selasa (31/10/2017). Bus tersebut diduga mengalami rem blong dan menghantam tebing setinggi dua meter di pinggir jalan.

Advertisement

Setelah itu bus meluncur beberapa meter ke ladang warga di sisi selatan jalan. Akhirnya bus terguling ke sisi kiri. Saat benturan keras terjadi, beberapa penumpang terpental ke luar dan tertimpa bodi bus.

Sejumlah warga yang melintas di jalan dan melihat kejadian tersebut langsung memberikan pertolongan kepada para penumpang. Mereka sempat memecah beberapa bagian kaca bus untuk mengeluarkan para penumpang.

Advertisement

Sejumlah warga yang melintas di jalan dan melihat kejadian tersebut langsung memberikan pertolongan kepada para penumpang. Mereka sempat memecah beberapa bagian kaca bus untuk mengeluarkan para penumpang.

Sementara itu, warga lain mulai berdatangan dan langsung membantu mengevakuasi para korban. Sementara itu, mengetahui ada korban yang tertimpa badan bus, sebagian warga menghentikan truk untuk menarik bus agar mempermudah evakuasi badan penumpang yang tertindih bus itu.

Para korban termasuk sopir yang sudah berhasil dievakuasi segera dilarikan ke pusat pelayanan kesehatan. Tujuh orang dilarikan ke UPTD Puskesmas Cepogo yang berjarak sekitar 4 km dari lokasi, sedangkan delapan korban lainnya dilarikan ke Rumah Sakit Pandan Arang (RSPA) Boyolali yang berjarak sekitar 10 km dari lokasi.

Advertisement

Sementara itu, sejumlah korban selamat mengungkapkan bus melaju dari Pasar Selo menuju Boyolali mengangkut 14 orang yang hampir semuanya pedagang Pasar Selo sekitar pukul 12.30 WIB. Dalam perjalanan tersebut, bus berpelat nomor AD 1672 AD yang dikemudikan Rohmat tersebut awalnya tidak ada masalah.

Bahkan sesampainya di Desa Kadipiro, bus sempat berhenti untuk menurunkan salah satu penumpang. Setelah menurunkan penumpang itu, bus pun melanjutkan perjalanan. Namun saat itulah bus mulai terasa ada yang tidak beres karena melaju dengan kecepatan yang semakin bertambah saat jalan menurun.

“Saya agak curiga ada yang tidak beres karena bus semakin cepat dan bergoyang-goyang,” ujar Sujiyem, 44, salah satu penumpang asal Klero, Kabupaten Semarang, saat ditemui di UPTD Puskesmas Cepogo.

Advertisement

Kecurigaan Sujiyem ini juga dirasakan penumpang lain, Siti Aswiyatun, 49 warga Wonosari, Kecamatan Cepogo. Dia mengaku mulai khawatir saat kecepatan bus tidak berkurang saat melintasi turunan.

Saat itu dia juga tidak mendengar peringatan dari sopir tentang situasi yang sedang terjadi. “Kok sepertinya bus semakin cepat, saya mulai takut,” ujar pedagang sembako ini.

Para penumpang pun mulai panik. Sebagian mulai berteriak karena ketakutan namun mereka tidak bisa berbuat banyak. Siti yang duduk di bangku bagian tengah mengaku hanya bisa pasrah sembari berpegangan bangku/jok di depannya.

Advertisement

Kecurigaan penumpang tersebut mulai terbukti. Beberapa saat kemudian bus oleng ke kanan dan menabrak tebing hingga meluncur ke ladang dan akhirnya terguling.

Penumpang lain, Sri Wahyuni, 53, asal Banaran, Kecamatan Boyolali Kota, mengaku tidak dapat menggambarkan dengan detil suasana di dalam bus saat terjadi benturan keras. “Di dalam kan banyak orang dan barang-barang dagangan. Semuanya berhamburan tidak karuan,” imbuh pedagang makanan yang masih shock ini.

Sementara itu, dari pantauan Solopos.com di IGD RSPA, dua korban meninggal dunia masih berada di salah satu ruangan itu. Kabid Pelayanan RSPA Boyolali drg. Budi Agung Wibowo mengatakan korban lain yang mengalami luka juga masih dirawat tim medis rumah sakit tersebut.

Hiruk pikuk keluarga/kerabat korban di IGD sangat terasa. Mereka ingin memastikan kondisi saudara mereka yang menjadi korban.

Salim, warga Kiringan, Boyolali Kota mengaku sengaja ke RSPA untuk memastikan saudaranya yang menjadi korban. “Siti Munjiyah [salah satu korbang meninggal] adalah anak pakde saya. Setelah dapat kabar, saya langsung ke sini,” ujarnya.

Sementara itu, Kasatlantas Polres Boyolali AKP Marlin S. Payu belum dapat dimintai konfirmasi mengenai penyebab kecelakaan tersebut. Saat dihubungi nomor ponselnya tidak diangkat, sementara pesan singkat belum direspons.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif