News
Selasa, 31 Oktober 2017 - 15:10 WIB

Imbauan Pemkot Soal Penutupan Jembatan Sasak Picu Perdebatan Netizen

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Berita Koran Solo tentang imbauan Pemkot Solo untuk menutup jembatan sasak. (Istimewa/Instagram/Info Cegatan Solo)

Perbaikan jembatan Mojo menimbulkan inisiatif warga untuk membangun jembatan sasak.

Solopos.com, SOLO – Imbauan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo untuk menutup jembatan sasak yang menghubungkan Beton, Kelurahan Sewu dengan Desa Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo menuai perdebatan di antara warga. Komentar pro dan kontra bermunculan di Instagram @ics_infocegatansolo.

Advertisement

Jembatan sasak yang menghubungkan Solo-Sukoharjo itu menjadi ramai setelah perbaikan jembatan Mojo dimulai. Penutupan jembatan dilakukan selama 10 hari mulai Jumat (27/10/2017) hingga Minggu (5/10/2017).

Jembatan sasak itu ambruk pada Minggu (29/10/2017) dini hari. Hujan deras di hulu Sungai Bengawan Solo menghanyutkan material sampah yang menerjang kaki-kaki jembatan. Peristiwa ini membuat Pemkot Solo ikut berkomentar dan mengimbau jembatan ditutup saja.

Advertisement

Jembatan sasak itu ambruk pada Minggu (29/10/2017) dini hari. Hujan deras di hulu Sungai Bengawan Solo menghanyutkan material sampah yang menerjang kaki-kaki jembatan. Peristiwa ini membuat Pemkot Solo ikut berkomentar dan mengimbau jembatan ditutup saja.

Berita terkait imbauan pemkot itu dimuat di Koran Solo edisi Selasa (31/10/2017). Pemkot mengungkapkan jembatan itu tidak memiliki izin operasi serta tidak memenuhi standar keamanan.

“Seharusnya ditutup. Itu kan jelas tidak berizin. Tak hanya soal izin, jembatan sasak itu kan juga rawan ambrol. Malah bisa-bisa nyemplung kali,” kata Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, yang akrab disapa Rudy saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (30/10/2017).

Advertisement

Unggahan tersebut sontak memicu pro kontra di kolom komentar. Ada yang setuju dengan imbauan pemkot, ada yang menolak, dan ada juga yang meminta solusi dari pemkot kalau jembatan sasak memang harus ditutup.

“Ngekon nutup, ngei solusi opo ora? Gagaso Kot,” tulis @sangjendral.

“Harus ada solusi dulu baru ditutup, walaupun penutupan jembatan tinggal hitungan hari,” tulis @kawashima_kaito.

Advertisement

“Kudune yo ditutup, pemkot wes ngomong yen membahayakan tetep nekat ya gapapa. Aku sendiri mending lewat jalan ciu apa lewat palur, adoh sithik rapopo, daripada bahaya,” tulis @adi_okta.

“Kasihan pedagang kecil, kerja pabrik, anak sekolah kalau jembatan ditutup. Di sini ada pedagang kecil menganggur tak bisa kerja, terutama penjual karak. Mau ke pasar cuma naik sepeda, mereka juga harus mencukupi keluarga, semua butuh makan,” tulis @bagoessurana.

“Ya harus ditutup itu, sangat berbahaya. Nanti kalau sampai ada kejadian gimana? Kan ada solusi untuk lewat jalan lain, didoakan saja perbaikan jembatan segera selesai,” tulis @novic99.

Advertisement

“Daripada minta ditutup lebih baik jembatan sasak itu dibuat lebih aman, diperlebar, ditambah pembatas samping. Pemkot kasih biaya untuk beli bambu, nanti masyarakat yang membuat. InsyaAllah lebih bermanfaat. Toh sifatnya sementara, kalau cuman beli bambu kan tidak mahal,” tulis @winata_fipro.

“Saya sebagai warga daerah sekitar jembatan sasak tak setuju kalau jembatan ditutup. Jembatan itu menjadi alat penyeberangan utama para pedagang kecil yang dari daerah saya menuju kota. Katanya juni 2017 mau dibikin jembatan tetap, tapi sampai sekarang belum terlaksana,” tulis @nisanoviita.

“Niat pemerintah sebenarnya bagus, tapi kebutuhan warganya juga jangan diabaikan,” tulis @eyoyoy.

Karepe Pemkot solo jembatan Sasak beton Kon nutup… Mergo bahaya… Menurutmu piye lurrrrrr??? #kotasolo #sukoharjo #karanganyar

A post shared by ICS InfoCegatanSolo (@ics_infocegatansolo) on

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif