Jogja
Senin, 30 Oktober 2017 - 15:20 WIB

Pembayaran Tunai Kian Tak Laku

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menggesek kartu untuk transaksi nontunai. (hindustantimes.com)

Transaksi Nontunai tumbuh 40%.

Harianjogja.com, JOGJA— Transaksi nontunai nasional terus mengalami pertumbuhan. Berkembangnya platform atau alat pembayaran online kian mendukung Pertumbuhan transaksi nontunai hingga 40%.

Advertisement

Direktur Eksekutif Pusat Program Transformasi Bank Indonesia, Ariwibiwo mengatakan volume transaksi nontunai mulai tumbuh 30% sampai 40%. Meningkatnya volume transaksi nontunai, salah satunya didorong dari penggunaan e-money secara elektronik dalam setiap transaksi pembayaran tol.

“Kami mendorong pembayaran tol menggunakan instrumen e-money. Sekarang ini penggunaannya sudah mencapai 70 persen lebih,” ujar Ariwibowo pekan lalu.

Bukan hanya pembayaran akses jalan tol saja yang dapat memanfaatkan alat pembayaran elektronik ini. Ariwibowo mengungkapkan ada banyak sektor yang potensial untuk diaplikasikan pembayaran melalui sistem non tunai.

Advertisement

“Setelah tol, retail juga akan kami dorong untuk menggunakan instrumen e-money. Seperti perparkiran, lalu transaksi di toko-toko,” ungkap Ariwobowo.

Lebih lanjut Ariwibowo mengatakan sektor lain yang juga cukup potensial diterapkan pembayaran secara nontunai adalah transportasi. Dampak penggunaan e-money pada sektor ini, kata dia, akan jauh lebih besar.

Sejalan dengan program National Payment Gateway atau Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), upaya untuk mendorong transaksi nontunai akan dilakukan secara menyeluruh. Ariwibowo mengungkapkan ke depan bukan hanya sektor-sektor umum saja yang dapat memanfaatkan kemudahan bertransaksi nontunai. Akan tetapi, sektor e-commerce juga merupakan potensi yang besar dalam upaya menuju inklusi keuangan ini.

Advertisement

“Maka dari itu, GPN ini nantinya tidak hanya akan melayani uang elektronik saja, tetapi juga e-commerce. Selain itu, transaksi-transaksi yang terkait dengan elektronik billing, di mana kartu kredit lokal juga akan masuk,” jelas Ariwibowo.

Mengubah kebiasaan masyarakat melakukan pembayaran tunai menjadi nontunai, kata dia, tidak mudah. Sehingga proyek National Payment Gateway ini sifatnya multi-year alias menggunakan sistem tahun jamak. Di mana memerlukan waktu yang panjang, bisa lima tahun atau bahkan lebih.

“Namun, yang diperlukan saat ini adalah bagaimana menyiapkan infrastrukturnya. Supaya nanti, masyarakat saat akan top up juga lebih mudah, dapat dilakukan di mana pun dan kapan saja,” jelas Ariwibowo.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif