SOLOPOS.COM - Salah satu pengelola jembatan sasak Beton Solo, Yustina (kiri), melayani pembayaran penyeberang di poskamling Beton, Senin (30/10/2017). (Ivan Andimuhtarom/JIBI/Solopos)
Pengelola membangun ulang jembatan sasak Beton Solo.
Solopos.com, SOLO — Jembatan sasak yang menghubungkan Beton, Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Solo, dengan Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, dan ambruk pada Minggu (29/10/2017) dini hari telah dibangun ulang. Pada Senin (30/10/2017) pagi, jembatan baru sudah bisa digunakan.
Untuk diketahui, jembatan sasak yang menjadi jalan alternatif saat penutupan Jembatan Mojo Solo itu ambruk karena hujan deras di Klaten atau hulu Sungai Bengawan Solo membawa material sampah menerjang kaki-kaki jembatan. Sasak atau anyaman bambu itu hanyut hingga Jurug.
“Sasaknya tersangkut, lalu ada yang ngrumati. Kami ambil lalu kami pasang lagi,” ujar salah satu pengelola jembatan sasak Beton, Mujiman, 74, saat ditemui di dermaga Beton, Senin siang.
Dia mengatakan bagian kaki jembatan diberi penguat berupa bambu yang disilangkan dan dihubungkan antara satu tiang ke tiang terdekat. Ia yakin konstruksi itu lebih kuat dari pada sebelumnya.
“Jembatan ini kami garap Minggu petang hingga malam, pukul 17.00 WIB-24.00 WIB. Yang menggarap ada 15 orang,” kata dia.
Istri Mujiman, Yustina, mengatakan ada penyesuaian tarif penyeberangan. Jika sebelumnya tarif dipukul rata, Rp2.000 untuk
sekali menyeberang, kini tarifnya berbeda.
Daftar tarif itu dipampang di depan poskamling di Beton sehingga pengendara bisa membacanya. Dalam tulisan itu tertera boncengan Rp3.000, sendirian Rp2.000 dan sekolah Rp1.000.
“Hari ini belum ramai. Mungkin banyak yang belum tahu kalau sasaknya sudah bisa dilewati,” kata dia.