Teknologi
Minggu, 29 Oktober 2017 - 23:00 WIB

Ingin Lihat Aspal Campur Limbah Plastik? Datang ke Jalan Asrama UNS Solo

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Solopos)

Aspal campuran limbah plastik telah diterapkan di jalan sekitar Asrama UNS.

Solopos.com, SOLO — Pemanfaatan limbah plastik untuk bahan campuran aspal oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) diuji coba. Aspal itu diterapkan pada jalan di sekitar Asrama Mahasiswa UNS Solo, Minggu (29/10/2017) siang.

Advertisement

Panjang jalan yang menjadi sasaran uji gelar tersebut sepanjang 500 meter dan lebar 3 meter. Uji gelar aspal yang dicampuri limbah plastik tersebut diinisiasi Keluarga Alumni Fakultas Teknik (FT) UNS.

Dalam kesempatan itu, hadir Ir. Sudirman selaku Direktur Pengelolaan sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kemen-LHK), Dr Ir Nyoman Suatnyana selaku Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Kemen-PUPR, dan Ir. Bambang Nugroho Kristianto selaku Kepala Dinas Pekerjaan Umum PU, Bina Marga, dan Cipta Karya.

Ditemui wartawan di sela-sela pengaspalan jalan, Minggu, Sudirman, mengapresiasi hasil penelitian tentang aspal yang dicampur dengan sampah plastik ini. Menurutnya, itu merupakan terobosan luar biasa Kementerian PUPR untuk turut menuntaskan persoalan sampah di Indonesia.

Advertisement

“Timbunan sampah Indonesia hingga 2016 saja sudah hampir 67 juta ton, di mana 14,7 persennya adalah sampah plastik, yang terdiri atas beragam macamnya, seperti botol bekas air mineral, kresek [kantong plastik] dan sebagainya. Khusus kresek saja persentasenya 49 persen. Sehingga dengan adanya penelitian ini tentu kami sangat berterima kasih kepada Kemen-PUPR atas ide tersebut,” papar Sudirman.

Sementara itu, Nyoman mengungkapkan dibanding dengan awal penelitian dilakukan, saat ini hasil sudah didukung dengan peralatan yang cukup memadai. Salah satunya adalah alat pencacah sampah plastik.

“Dan saat ini sudah dikembangkan dan bekerja sama dengan industri untuk teknologi pencacah limbah plastik tersebut,” terang Nyoman.
Sedangkan Peneliti dari Pusjatan Balitbang Kementerian PUPR, Tedi Santo Sofyan, mengemukakan, uji coba gelar aspal di Solo merupakan kali ketiga diterapkan di Indonesia.

Advertisement

“Sebelumnya sudah diterapkan di Bali dan Bekasi,” ujar Tedi.

Aspal yang menggunakan campuran limbah plastik ini akan diterapkan di jalan sekitar Asrama Mahasiswa kampus UNS, dengan panjang jalan 500 meter dan lebar 3 meter. “Dengan adanya campuran tersebut, tujuan utamanya untuk mengurangi limbah plastik,” katanya.

Komposisi limbah plastik sebagai bahan campuran aspal tidak boleh melebihi kadar 6%. Jika lebih, maka plastik dapat membuat aspal menjadi mudah retak. Berdasarkan hasil uji laboratorium, campuran beraspal panas dengan tambahan limbah plastik menunjukkan peningkatan nilai stabilitas 40% lebih baik dibandingkan aspal tanpa campuran limbah plastik.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif