Soloraya
Minggu, 29 Oktober 2017 - 00:15 WIB

Di Acara Pemuda Pancasila Solo, Presiden Jokowi Main Tebak-Tebakan Nama Suku

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berbincang dengan salah satu kader Pemuda Pancasila di sela-sela sambutan Peringatan HUT ke-58 Pemuda Pancasila di The Sunan Hotel Solo, Sabtu (28/10/2017). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Presiden Jokowi menghadiri peringatan HUT Pemuda Pancasila di Solo.

Solopos.com, SOLO — Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap organisasi pemuda seperti Pemuda Pancasila (PP) bisa menjadi sumber inspirasi dan sumber optimisme bangsa di tengah perubahan ekonomi global.

Advertisement

Jokowi juga berharap PP terus bergotong-royong membangun pemuda pemudi Indonesia yang tangguh, tahan banting, dan mampu mengangkat kembali Indonesia ke masa keemasan. Demikian disampaikan Jokowi saat Perayaan HUT ke-58 Pemuda Pancasila sekaligus menutup Musyawarah Pimpinan Paripurna Pemuda Pancasila di The Sunan Hotel Solo, Sabtu (28/10/2017) malam.

Jokowi mengingatkan saat ini ekonomi global tengah berubah cepat. “Kecepatannya luar biasa. Kalau global berubah, nasional akan bergerak, daerah juga akan bergerak. Kami harap semua bergerak dalam jalur yang benar. Persaingan antarnegara dan perubahan ini harus mulai diantisipasi,” papar Jokowi.

Advertisement

Jokowi mengingatkan saat ini ekonomi global tengah berubah cepat. “Kecepatannya luar biasa. Kalau global berubah, nasional akan bergerak, daerah juga akan bergerak. Kami harap semua bergerak dalam jalur yang benar. Persaingan antarnegara dan perubahan ini harus mulai diantisipasi,” papar Jokowi.

Jokowi menilai PP adalah organisasi pemuda yang spesial karena pada namanya ada kata Pancasila yang menjadi ideologi bangsa, memandu negeri selama 72 tahun. “Dengan nama ini PP akan menjadi bentengnya Pancasila dan bentengnya NKRI,” tutur Jokowi.

Dia menyampaikan saat ini masih ada yang melakukan upaya dari kelompok tertentu merubah ideologi mengganti Pancasila dan memecah belah NKRI. Kelompok ini muncul dengan cara dan metode baru yang kadang tidak disadari masyarakat.

Advertisement

Seorang kepala negara pernah mengingatkan Jokowi agar selalu menjaga keutuhan suku dan pulau di Indonesia. “Kalau ada sedikit saja masalah antarsuku harus segera diselesaikan jangan tunda hingga muncul gesekan.”

Sama seperti pidato presiden sebelum-sebelumnya, pada Peringatan HUT Pemuda Pancasila tadi malam Jokowi menyempatkan diri berinteraksi dengan kader PP. Untuk kali ini Jokowi meminta peserta menyebutkan sepuluh nama suku di Indonesia.

Perwakilan PP Majelis Pimpinan Wilayah Kalimantan Selatan, Wahyu, berkesempatan mendapatkan hadiah sepeda dari Jokowi jika bisa menyebutkan sepuluh nama suku. “Jawa, Batak, Ambon, Banjar,” tutur Wahyu.

Advertisement

Jokowi harus memberikan banyak kata kunci agar Wahyu bisa menyebutkan sepuluh nama suku. Misalnya, “Orang Papua yang suka membuat ukiran rajin sekali namanya suku apa? Orang di Sulawesi yang sering menaruh jenazah di lubang gua? Di Jawa Barat sama di Jakarta namanya suku apa?”

Jokowi mengapresiasi jawaban Wahyu. “Saking banyaknya suku, saya sendiri juga tidak hafal. Suku-suku ini yang harus dijaga agar tetap satu.”

Peringatan HUT ke-58 Pemuda Pancasila juga dihadiri Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Ketua DPD Oesman Sapta Odang. Ketua Majelis Pimpinan Nasional PP, Japto Soelistyo Soeryosumarno, mengamini apa yang disampaikan Jokowi. Sejak dilahirkan, PP adalah organisasi yang bertugas mengamankan UUD 45.

Advertisement

“Kami dilahirkan untuk mengamankan NKRI. Saat itu kami termasuk pendukung kemerdekaan termasuk mendesak Presiden Soekarno segera mengeluarkan dekrit agar Indonesia kembali pada dasar negara UUD 45.”

Japto menegaskan PP siap bergotong-royong menyiapkan pemuda yang semangat menyatukan suku dan agama yang berbeda. Dia juga sempat menyinggung tentang UU Ormas yang baru saja disahkan DPR RI.

Dia yakin Jokowi bisa mewujudkan apa yang menjadi cita-cita UU Ormas tersebut. “Di sahkannya UU Ormas akan menjadi perekat pemersatu bangsa bukan menjadi momok seperti yang dikhawatirkan sejumlah ormas, karena masalah ideologi kita itu sudah final,” tegas Japto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif