Jogja
Minggu, 29 Oktober 2017 - 05:20 WIB

3 Desa di Dlingo Termasuk Kawasan Rawan Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bencana tanah longsor. (Rima Sekarani/JIBI/Harian Jogja)

Tiga desa di Kecamatan Dlingo memasuki daerah rawan longsor menjelang musim penghujan

 
Harianjogja.com, BANTUL –Tiga desa di Kecamatan Dlingo memasuki daerah rawan longsor menjelang musim penghujan. Tiga desa itu diantaranya Mangunan, Muntuk serta Terong.

Advertisement

Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bantul, Aka Luk Luk mengatakan beberapa desa tersebut juga memiliki tingkat kerewanan yang berbeda-beda.

“Beberapa yang paling menentukan tingkat kerawanan longsor yaitu, jenis tanah, kemiringan lereng, ketinggian lereng, kerapatan vegetasi, penggunaan lahan,” kata Aka.

Anggota Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Muntuk, Timotius Suyadi mengatakan bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk penanggulangan bencana diantaranya sosialisasi kepada penduduk rawan longsor, tanda-tanda dan bahaya longsor, pembentukan  FPRB di desa Muntuk.

Advertisement

Selain hal di atas juga dilakukan beberapa upaya lain. “Kerjasama Relawan dengan masyarakat dan pemerintah desa atau yang terkait kalau sewaktu terjadi tanah longsor, diadakan simulasi dengan masyarakat untuk penanggulangan jika terjadi bencana, pembentukan desa tangguh bencana (Destana),” kata Timotius.

Saat memasuki musim penghujan, menurutnya dilakukan peningkatan upaya pengurangan resiko bencana. “Beberapa upaya peningkatannya yaitu pengecekan lokasi, dan pantaun net malam lewat HT,” kata Timotius.

Dirinya berharap agar masyarakat selalu waspada dengan adanya bencana tanah longsor. “Masyarakat segera lapor ke relawan/FPRB jika ada tanda-tanda tanah longsor, dengan masyarakat waspda maka dapat menimalisir korban bencana,” kata Timotius.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif