Soloraya
Sabtu, 28 Oktober 2017 - 12:00 WIB

WISATA SRAGEN : Punden Tingkir Dikembangkan Menjadi Lokasi Piknik Alternatif Sangiran

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peserta Festival Petualang Nusantara (FPN) 2017 duduk di tenda mereka di Bumi Perkemahan Punden Tingkir Dukuh Sangiran, Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen, Jumat (27/10/2017). Punden itu dikelola Forsa sebagai wisata alternatif Sangiran. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Wisata Sragen, Festival Petualang Nusantara digelar di kawasan Sangiran.

Solopos.com, SRAGEN — Forum Remaja Sangiran (Forsa) Sragen memanfaatkan Festival Petualang Nusantara (FPN) 2017 yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Kawasan Cagar Budaya Sangiran untuk mengenalkan Punden Tingkir sebagai wisata alternatif pendamping Museum Sangiran.

Advertisement

Punden petilasan Jaka Tingkir itu akan dikembangkan menjadi wisata religi yang dikelola secara modern. Rencana itu disampaikan Koordinator Forsa Sragen, Aries Rustiono, di sela-sela pembukaan FPN 2017 oleh Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati di halaman Museum Manusia Purba Sangiran, Kalijambe, Sragen, Jumat (27/10/2017).

Aries yang juga bagian dari panitia kegiatan FPN 2017 yang dimotori Event Organizer LareAngon menyampaikan lokasi Punden Tingkir menjadi lokasi berkemah para peserta FPN 2017 yang berjumlah 235 orang.

Advertisement

Aries yang juga bagian dari panitia kegiatan FPN 2017 yang dimotori Event Organizer LareAngon menyampaikan lokasi Punden Tingkir menjadi lokasi berkemah para peserta FPN 2017 yang berjumlah 235 orang.

“Wisata alternatif setelah Sangiran itu dikelola para pemuda dan mendapat dukungan dari pemerintah desa (Pemdes) Krikilan. Ke depan, kami berharap ada dukungan dana desa dalam pengembangan wisata alternatif Punden Tingkir itu,” ujarnya.

Bupati Sragen Yuni Sukowati (dua dari kiri), Wabup Dedy Endriyatno (kanan) bersama pejabat Kemenpar menabuh lesung sebagai simbol pembukaan Festival Petualang Nusantara (FPN) 2017 di kawasan Sangiran, Kalijambe, Sragen, Jumat (27/10/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Advertisement

Sangiran dipilih menjadi lokasi FPN 2017, kata dia, karena Sangiran menjadi lokasi awal kehidupan manusia Jawa dan hampir semua orang kenal dengan Sangiran.

“Ya, pesertanya ada 235 orang yang berasal dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Lampung, Kalimantan, Jogja, Solo, Semarang dan ada yang dari luar negeri. Mereka datang ke Sangiran menggunakan fasilitas transportasi umum dan ada yang naik sepeda dari Jogja. Kegiatan ini didukung oleh banyak tokoh berkelas internasional hingga Fenerasi Orienteering Nasional Indonesia,” ujarnya.

Aji menyampaikan para pemuda Sangiran yang tergabung dalam Forsa juga bergabung dalam tim panitia. Dia mengungkapkan ada lahan nganggur disulap bersama sebagai bumi perkemahan yang dilengkapi dengan MCK, yakni Punden Tingkir. “Kami berharap kegiatan ini bisa berlanjut,” imbuhnya.

Advertisement

Sementara, Bupati Yuni Sukowati tidak mengira bila FPN 2017 bisa digelar di Sangiran. Ia menduga FPN itu dilakukan di tempat eksotis seperti di Bali. Ia menunggu FPN 2018 mendatang bisa diadakan di Gunung Kemukus.

“Saya jamin tahun depan di objek wisata itu tidak ada yang namanya esek-esek atau prostitusi. Kami sudah berkomitmen untuk membersihkan praktik itu pada 2017 ini. Jarak Kemukus dengan Sangiran hanya 10 km. Silakan kalau mau mampir ke sana,” tuturnya.

Bupati menyampaikan Sangiran, Kemukus, dan Waduk Kedung Ombo (WKO) menjadi satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Artinya, lewat KSPN itulah pengembangan kawasan tidak sekadar menjadi beban pemerintah daerah tetapi juga menjadi perhatian dan prioritas dari pemerintah provinsi dan pusat.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif