SOLOPOS.COM - Rumah Pasutri orangtua asuh FR di kompleks Perumahan Permai Kadirojo II Blok D 3, Kalasan, Sleman, Jumat (27/10/2017). (Harian Jogja/Abdul Hamid Razak)
Dari penelusuran Harian Jogja, SSh sang ayah asuh korban merupakan karyawan di sebuah hotel di bilangan Sariharjo, Ngaglik
Harianjogja.com, SLEMAN-Aktivitas kedua pasutri ini cukup tinggi. Kondisi itulah yang menyebabkan keduanya jarang bergaul dengan warga kompleks lainnya. Sebelum ditangkap, ayah asuh korban sempat marah.
Dari penelusuran Harian Jogja, SSh sang ayah asuh korban merupakan karyawan di sebuah hotel di bilangan Sariharjo, Ngaglik. Sementara, ibu asuh korban, WD bekerja di sebuah pabrik tekstil di Kebondalem Lor, Prambanan, Klaten. Jika SSh berangkat kerja pada sore hingga malam hari, WD beraktivitas pada pagi hingga sore hari.
Salah seorang penjual susu segar langganan kedua pasutri itu harus kembali dengan tangan hampa setelah mengetahui kedua pasutri itu ditahan. Sebab rumah pasutri itu kosong. Biasanya, di rumah itu terparkir dua mobil di garasi dan halaman rumah.
Namun, saat Harian Jogja berkunjung, terlihat hanya beberapa pakaian yang dijemur di bagian depan rumah. Selain itu ada sepeda mini warna kuning yang tersandar di tembok sebelah depan rumah itu. Sepeda mini itulah yang biasa digunakan korban FR untuk bermain di sekitar komplek.
Baca juga : Penganiayaan FR Sejak Awal Sudah Dicurigai
Wawan, tetangga pelaku, mengungkapkan, SSh sebelum ditangkap sempat protes dan marah di group WA terkait pengambilan FR oleh kepolisian. SSh bahkan sempat menuduh ada warga komplek yang melaporkan kasus itu. Dia berharap tidak ada lagi kasus serupa yang terjadi di komplek itu. “Padahal kami baru akan melaporkan. Belum dilaporkan justru dari pihak komite sudah melaporkan ke polisi,” jelas dia.