Jogja
Sabtu, 28 Oktober 2017 - 18:20 WIB

Ratusan Mahasiswa dari Penjuru Dunia Simulasikan Sidang PBB di Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana simulasi sidang PBB sebagai salahsatu kompetisi mahasiswa tingkat internasional dalan JOINMUN 2017, Jumat (27/10/2017). (Foto istimewa/Dokumen Panitia)

Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar debat mahasiswa skala internasional dalam Jogja International Model United (JOINMUN) 2017 di Hotel Grand Aston

 
Harianjogja.com, JOGJA – Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar debat mahasiswa skala internasional dalam Jogja International Model United (JOINMUN) 2017 di Hotel Grand Aston, Jalan Urip Sumoharjo, Kota Jogja, Kamis (26/10/2017) hingga Minggu (29/10/2017).

Advertisement

Ratusan mahasiswa asing dari berbagai perguruan tinggi seluruh dunia mensimulasikan sidang PBB dalam kompetisi tersebut.

Felicia Siahaan Ketua Panitia JOINMUN 2017 menjelaskan, dari 206 mahasiswa, sebanyak 70 mahasiswa di antaranya dari Indonesia, sedangkan sisanya dari berbagai universitas di dunia.

JOINMUN 2017 ini merupakan perhelatan keenam kalinya digelar dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai negara. Kompetisi itu bertujuan untuk menumbuhkan kepekaan mahasiswa terhadap persoalan bangsa-bangsa.

Advertisement

“Konsentrasi mahasiswa kan lebih banyak pada akademik. Sementara di luar sana banyak masalah tidak tergapai oleh kami, nah sebagai generasi masa depan, kami harus ikut memikirkan. Sekaligus melatih berpikir secara kritis terkait solusi yang bisa diberikan kepada pemerintah,” terangnya saat ditemui Harianjogja.com, di sela-sela kompetisi, Jumat (27/10/2017).

Juru Bicara JONMUN 2017 Mutiara menambahkan dalam kegiatan itu pelaksanaan kompetisi diatur menyerupai sidang PBB. Setiap peserta seolah menjadi delegasi suatu negara dalam forum internasional tersebut. Akantetapi mereka tidak mewakili negara asalnya melainkan dari negara lain yang sudah ditentukan.

Oleh karena itu setiap peserta harus mampu menguasai segala persoalan yang ada setiap negara sehingga mereka bisa bersuara dalam forum tersebut. Model kompetisi itu berbeda dengan debat, karena lebih pada forum bersama sebagai wakil dari suatu negara dalam sidang PBB.

Advertisement

“Jadi para peserta harus melakukan riset lebih dahulu tentang masalah-masalah di suatu negara, agar siap dengan materi yang akan disampaikan. Selain ada debat, juga ada simulasi negoisasi ketika kebijakan dia tidak diterima dalam forum tersebut,” ungkap dia.

Menurut Felicia, ajang tersebut akan memilih empat peserta terbaik. Sebanyak tiga peserta akan dikukuhkan sebagai juara pertama hingga ketiga dan satu peserta sebagai best paper atau hasil tulisan sidang paling baik.

Seluruh dewan juri dalam JOINMUN 2017 didatangkan langsung dari luar negeri. Sejumlah juri asal Indonesia hanya ditempatkan sebagai cadangan saja. Ia berharap ada ide yang bisa dihasilkan dari perdebatan tersebut terutama yang dapat menjadi masukan bagi setiap negara tak terkecuali Indonesia.

“Tetapi tidak mudah untuk memberikan itu sebagai masukan,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif