Soloraya
Sabtu, 28 Oktober 2017 - 00:35 WIB

FLYOVER MANAHAN SOLO : Rekayasa Lalu Lintas Jl. dr. Moewardi Bikin Hotel Agas Sepi Tamu

Redaksi Solopos  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebagian ruas Jl. dr. Moewardi Solo ditutup karena ada proyek penunjang pembangunan flyover Manahan, Minggu (22/10/2017) siang. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Pengelola Hotel Agas Solo mengeluhkan hotelnya sepi tamu sejak pemberlakuan rekayasa lalu lintas Jl. dr. Moewardi.

Solopos.com, SOLO -- Jumlah tamu yang menginap di Hotel Agas makin sedikit setelah Dinas Perhubungan (Dishub) Solo menerapkan manajemen dan rekayasa lalu lintas (MRLL) di Jl. dr. Moewardi sepekan terakhir.

Advertisement

Rekayasa lalu lintas diberlakukan Dishub saat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Solo mulai menggarap proyek peningkatan Jl. dr. Moewardi sisi timur sebagai penunjang proyek jalan layang (flyover) Manahan. General Manager (GM) Hotel Agas, Budi Setiawan, menduga sepinya tamu di Hotel Agas disebabkan rekayasa lalu lintas di Jl. dr. Moewardi. (Baca: Potensi Macet Akibat Proyek Drainase Jl. dr. Moewardi sampai 15  Desember)

Dishub telah menutup sebagian Jl. dr. Moewardi sehingga arus lalu lintas di seputaran Hotel Agas berubah tidak seperti biasanya. Kondisi itu membuat masyarakat atau calon tamu Hotel Agas bingung hingga beralih memilih hotel lain yang lebih mudah dijangkau.

“Saya tidak tahu, sepinya jumlah tamu di hotel disebabkan rekayasa lalu lintas atau bukan. Tapi memang tamu yang masuk menjadi sangat sedikit setelah diberlakukan rekayasa lalu lintas. Akses ke kami kan sekarang terganggu. Sistem keluar-masuk kendaraan di kompleks hotel sekarang juga sudah tidak bisa diberlakukan lagi. Kendaraan harus jalur yang direkayasa,” kata Budi saat diwawancarai Solopos.com, Jumat (27/10/2017).

Advertisement

Budi mengatakan pada hari biasa sebelum diberlakukan rekayasa lalu lintas di Jl. dr. Moewardi, tingkat okupansi Hotel Agas mencapai 40% dari jumlah 66 kamar. Dia mengklaim tingkat okupansi hotel terus turun setelah Jl. dr. Moewardi ditutup separuh.

Budi menyebut tingkat okupansi hotel sepekan terakhir hanya 10% dari 66 kamar. Dia berharap arus lalu lintas di Jl. dr. Moewardi lekas kembali normal. Budi berharap lain waktu Dishub memberikan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat terkait rencana penerapan rekayasa lalu lintas.

Menurut dia, penerapan rekayasa lalu lintas kali ini di Jl. dr. Moewardi tidak disosialisasikan lebih dulu. Dishub langsung memasang rambu dan mengalihkan arus lalu lintas.

Advertisement

“Kami dan juga masyarakat butuh informasi rekayasa lalu lintasnya akan dibuat seperti apa? Rekayasa lalu lintas sekarang tidak disosialisasikan. Kami tidak sama sekali diberi tahu adanya rencana penutupan sebagian Jl. dr. Moewardi. Saya tahunya ada rekyasa lalu lintas ya setelah diterapkan mulai pekan lalu,” jelas Budi.

Budi meminta Dishub aktif melibatkan masyarakat dan para pelaku usaha di Kawasan Kota Barat dalam agenda penyusunan skema rekayasa lalu lintas pembangunan flyover Manahan. Dia berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menampung aspirasi warga yang terdampak proyek infrastruktur tersebut.

Menurut Budi, setidaknya warga akan legawa jika lebih dulu diajak berkompromi dengan Dishub meski tidak semua pandangan warga diterima. Sementara itu, berdasarkan pantauan Solopos.com, Jumat pagi, gapura RT 001/RW 005 Kelurahan Mangkubumen ditutup.

Gapura tersebut pada hari sebelumnya masih dibuka. Jalan di kawasan RT 001/RW 005 Mangkubumen digunakan sebagai jalan alternatif oleh pengendara dari arah kawasan Manahan yang akan menuju kawasan Kota Barat saat tidak bisa lewat Jl. dr. Moewardi. Salah satu warga RT 001/RW 005 Mangkubumen menyebut penutupan portal dilakukan warga untuk mencegah ramainya lalu lintas di jalan kampung.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif