Entertainment
Jumat, 27 Oktober 2017 - 19:57 WIB

Semangat West Brothers Music Gelorakan Kembali Lagu Anak

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Murid-murid sekolah musik West Brothers Music saat mementaskan lagu anak-anak dalam konser tahunan bertajuk Save Lagu Anak di Atrium Solo Grand Mall, Rabu (25/10/2017) malam. (Ika Yuniati/JIBI/Solopos)

Mengangkat tema Save Lagu Anak, ada 165 penampil yang menggelorakan semangat mencintai lagu anak.

Solopos.com, SOLO--Lagu ciptaan Ibu Soed Desaku dinyanyikan salah satu murid kelas vokal West Brothers Music, Meme, dengan penuh penjiwaan. Musik pengiring yang digubah menjadi lebih ramai dengan unsur disko mencairkan ketegangan. Senyum merekah terlihat dari wajah manisnya saat penonton menyambut dengan tepuk tangan.

Advertisement

Agenda tahunan West Brothers Music bertajuk Konser Kami #3 di Atrium Solo Grand Mall, Rabu (25/10) malam tersebut tak hanya dimeriahkan Meme.

Mengangkat tema Save Lagu Anak, ada 165 penampil yang menggelorakan semangat mencintai lagu anak. Mengenakan pakaian kasual, para vokalis menyanyi dengan riang gembira.

Ada 18 repertoar lagu anak ciptaan sejumlah pengarang lagu ternama seperti Ibu Soed, Pak Kasur, Koesbini, A.T. Mahmud, dan Titik Puspa. Tembang-tembang yang populer di kalangan anak-anak era ‘80-an seperti Kring Kring Ada Sepeda, Kebunku, Naik-Naik ke Puncak Gunung, didendangkan sejak pukul 16.00 WIB hingga malam. Tak hanya itu, karya baru seperti Bunda, soundtrack film Moana, How Far I’ll Go dan beberapa lagu daerah juga dinyanyikan dalam acara tersebut.

Advertisement

Pemilik West Brothers Music, Haryo Dananjoyo seusai acara menegaskan ini merupakan cara sekolah musiknya untuk terus menggaungkan lagu anak-anak. Mengingat selama ini hampir tak ada regenerasi pembuat dan penembang lagu tersebut. Tak berhenti pada konser, dalam waktu dekat sekolah musiknya berencana membuat album kompilasi lagu anak bersama murid-murid WB.

Sementara itu mengenai konsep tampilan, ia mengatakan beberapa musik pengiring sengaja diaransemen ulang agar lebih menarik bagi anak-anak seperti Desaku yang dibuat ala disko atau Gundul-Gundul Pacul dengan sentuhan musik latin.

“Kami membuat komposisi aransemen musik yang berbeda agar lebih familiar dengan anak-anak. Karena beberapa murid yang masih remaja merasa canggung menyanyikan lagu-lagu tersebut,” kata dia.

Advertisement

Salah satu orang tua murid, Yudith Fatimah, mengatakan konser Save Lagu Anak merupakan konsep acara yang sangat bagus. Tak hanya untuk menampilkan bakat para murid WB Music, tetapi memiliki misi mulia mengembalikan kejayaan lagu anak-anak di panggung musik. Selama ini minimnya sosialisasi lagu anak membuat tembang-tembang yang kurang mendidik menjadi konsumsi mereka.

“Harapannya untuk para pencipta lagu membuat lagu anak-anak yang pas. Semoga itu terealisasi. Kasihan penerus bangsa kita. Mereka setiap hari dicekoki lagu-lagu yang enggak pas contohnya Bojo Galak,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif