Jateng
Jumat, 27 Oktober 2017 - 02:50 WIB

PERTANIAN JATENG : Harga Kentang Stabil, Petani Batang Ketagihan

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kentang. (JIBI/Solopos/Dok.)

Pertanian kentang di Batang, Jateng mendatangkan keuntungan bagi petani setempat karena harga jual kentang relatif stabil.

Semarangpos.com, BATANG — Para petani kentang di wilayah selatan Kabupaten Batang, Jawa Tengah meraup keuntungan sepadan dengan kerja keras mereka karena harga kentang belakangan hari ini relatif stabil. Kondisi stabilnya harga kentang itu diharapkan insan pertanian di Batang, Jateng terus bertahan sehingga mereka bisa menikmati hasil panen dengan maksimal.

Advertisement

Insan pertanian kentang di Desa Pranten, Kabupaten Batang, Jateng, Kamis (26/10/2017), mengatakan saat ini harga kentang mencapai sekitar Rp10.000/kg sehingga para petani masih bisa menikmati hasil panen sesuai jerih payah mereka selama ini. “Saat ini, para petani memang belum memasuki masa panen. Akan tetapi, para petani masih bisa menikmati harga kentang,” kata Susilo, 40, salah seorang petani kentang Desa Pranten.

Menurut dia, jika harga kentang anjlok, para petani berusaha menyiasati kondisi itu dengan menimbun komoditas umbi-umbian itu di gudang sambil menunggu harganya stabil. “Hanya saja, saat ini, kami menghadapi kesulitan dalam pengadaan pupuk karena harus membeli pupuk dengan meminjam KTP warga di Kabupaten Banjarnegera. Saat ini akses jalan menuju ke Kecamatan Bawang sulit dilalui kendaraan sehingga kami harus membeli ke daerah lain,” katanya.

Ia mengatakan kualitas kentang dataran tinggi Dieng mampu bertahan dua bulan hingga tiga bulan ke depan, sehingga produksi kentang dari wilayah Dataran Tinggi Dieng diminati oleh masyarakat daerah lain. “Hasil produksi kentang asal dataran tinggi Dieng dipasarakan ke sejumlah daerah antara lain Bandung, Jakarta, Magelang, dan Pekalongan,” katanya.

Advertisement

Ia mengatakan para petani akan membutuhkan biaya bertanam Rp40 juta untuk luas lahan 1 ha. “Para petani akan memasuki masa panen sekitar 4 bulan. Kami mampu panen 15 ton per hektare,” katanya.

Bupati Batang Wihaji mengatakan bahwa selama ini petani merasa kesulitan untuk mendapatkan pupuk di daerahnya sendiri karena akses infrastruktur untuk menuju ibukota kecamatan masih sulit dilalui kendaraan. “Oleh karena, kami menjanjikan untuk membenahi kondisi infrastruktur. Informasi yang saya terima, saat ini banyak petani sayuran ini harus meminjam kartu tanda penduduk [KTP] warga Kabupaten Banjarnegara untuk bisa membeli pupuk bersubsidi di sana,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif