News
Jumat, 27 Oktober 2017 - 08:35 WIB

KOMODITAS PANGAN : Harga Beras Solo Lampaui Batas HET

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pedagang menjual beras jenis C4 di Pasar Kranggan, Jumat (29/4/2016). Penurunan harga beras di pasaran memberi andil pada deflasi di Kota Jogja bulan April. (Bernadheta Dian Saraswati /JIBI/Harian Jogja)

Komoditas pangan beras mengalami kenaikan harga hingga melampaui batas HET.

Solopos.com, SOLO — Harga beras medium di Solo melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Advertisement

Pantauan Solopos.com di Pasar Legi, Kamis (26/10/2017), harga beras medium mencapai Rp10.000/kilogram (kg) hingga Rp10.500/kg. Sedangkan HET untuk beras medium sesuai ketentuan baru pemerintah hanya Rp9.450/kg.

Salah satu pedagang di pasar tersebut, Widati, mengatakan kenaikan harga beras terjadi sejak empat hari lalu dari Rp10.000/kg menjadi Rp10.500/kg. “Rata-rata mengalami kenaikan Rp500/kg. Ada yang harganya Rp10.000/kg tapi warnanya kekuningan dan banyak yang patah. Tapi saya enggak jual,” kata dia saat ditemui wartawan di kiosnya, Kamis.

Advertisement

Salah satu pedagang di pasar tersebut, Widati, mengatakan kenaikan harga beras terjadi sejak empat hari lalu dari Rp10.000/kg menjadi Rp10.500/kg. “Rata-rata mengalami kenaikan Rp500/kg. Ada yang harganya Rp10.000/kg tapi warnanya kekuningan dan banyak yang patah. Tapi saya enggak jual,” kata dia saat ditemui wartawan di kiosnya, Kamis.

Selain itu, Widati juga menjual beras premium dalam kemasan dengan harga Rp12.000/kg. Harga beras tersebut naik Rp500/kg dari Rp11.500/kg. Menurutnya, penetapan HET beras medium tidak mampu mengontrol harga beras di pasaran.

“Enggak tahu kenapa bisa naik, dari distributornya sudah naik [harga beras]. Mau enggak mau saya juga menaikkan harga jual beras di tempat saya. Para pembeli belum ada yang keberatan dengan kenaikan harga beras,” sambung dia.

Advertisement

Selain itu, Wiwik juga menjual beras dengan kualitas di bawahnya mulai Rp8.500/kg hingga Rp9.000/kg. Pengamatan Solopos.com, beras dengan harga Rp8.500/kg dan Rp9.000/kg memiliki kadar kepatahan yang cukup tinggi dengan warna yang tidak tidak terlalu putih.

“Rata-rata selama dua pekan harga beras naik bertahap Rp100/kg hingga Rp300/kg. Menurut saya penetapan HET tidak berdampak dengan harga beras di pasaran. Kalau harga kulak naik, mau tidak mau saya ikut menaikkan harga jual beras. Kalau pasokannya sih stabil. Enggak sulit cari barang. Para pembeli juga enggak masalah harga beras mulai naik,” kata dia.

Berbeda dengan kedua pengecer di Pasar Legi tersebut, pemilik Toko Beras Adi Rasa di Jl. Sutan Syahrir, Medjianto, mengatakan harga beras hanya mengalami kenaikan harga Rp100/kg hingga Rp200/kg. “Kalau beras medium tetap Rp9.000/kg hingga Rp9.500/kg. Untuk beras yang memiliki harga di atas itu, kan masuk beras premium, harganya naik mulai Rp100/kg hingga Rp200/kg,” kata dia kepada Solopos.com.

Advertisement

Moedjianto menambahkan saat ini pasokan beras cenderung stabil. Rata-rata, dalam sehari dia menerima pasokan beras sebanyak 1 ton. “Langkah pemerintah sudah bagus dengan penetapan HET beras. Dengan demikian harga bisa terkendali,” kata dia.

Pernyataan Moedjianto kontras dengan data yang diperoleh Solopos.com dari Dinas Perdagangan (Disdag) Solo, Kamis. Dari data tersebut, harga beras medium di Solo rata-rata seharga Rp10.300/kg.

Harga rata-rata beras medium diambil dari tiga pasar di Solo yakni Pasar Legi, Pasar Gede, dan Pasar Jongke masing-masing seharga Rp10.000/kg, Rp11.000/kg, dan Rp9.900/kg. Jika dirunut lebih lanjut, sejak Kemendag menetapkan HET beras medium dan premium pada 1 September, harga rata-rata beras medium di Solo sudah tidak sesuai HET sejak 15 September.

Advertisement

Pada tanggal tersebut, harga rata-rata beras medium di Solo yang semula Rp9.500/kg naik menjadi Rp9.700/kg atau 2,1%. Sejak saat itu, harga rata-rata beras medium di Solo terus naik hingga saat ini menyentuh Rp10.300/kg.

Di sisi lain, harga rata-rata beras premium di Solo cukup terkendali yakni Rp11.500/kg atau masih di bawah HET. Penetapan HET oleh Kemendag cukup beralasan mengingat komoditas beras selalu menyumbang inflasi.

Dari laporan Indeks Harga Konsumen Kota Solo 2015 dan Indeks Harga Konsumen Kota Solo 2016 yang dirilis BPS, komoditas beras menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi karena kenaikan harganya. Ambil contoh pada Januari 2017, Kota Solo mengalami inflasi sebesar 1,17% dengan kelompok bahan pangan menyumbang inflasi sebesar 0,29%.

Dari angka tersebut, harga beras naik 0,91% dengan memberi andil inflasi sebesar 0,04%. Data di Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi (Sihati) Jateng menyebutkan pada Januari 2017 harga beras medium di Solo tercatat Rp10.066/kg. Dari sumber yang sama, harga beras medium di Solo mencapai puncaknya pada 3 Juli dan 24 Juli yang mencapai Rp11.000/kg.

Kepala Disdag Solo, Subagiyo, mengatakan akan berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Bulog, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Solo, dan Bagian Perekonomian untuk meninjau ke lapangan. Subagiyo belum bisa memastikan penyebab harga beras medium yang melampaui HET di Solo.

“Jadi kaitannya harga beras medium yang melampaui HET tersebut akan kami cari tahu penyebabnya. Apakah itu karena biaya operasional yang membengkak, pengambilan keuntungan, atau kelangkaan. Kalau saya pikir kelangkaan itu bukan penyebabnya karena semua komoditas tersedia. Maka dari itu kami akan mengecek ke lapangan,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif