Soloraya
Jumat, 27 Oktober 2017 - 06:00 WIB

Demi Proyek Paving Block, Puluhan Pohon di City Walk Solo Ditebang

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Puluhan pohon di sepanjang city walk Jl. Slamet Riyadi Solo ditebang demi proyek paving block.

Solopos.com, SOLO — Kalangan legislator mengecam penebangan pohon dan penghilangan tanaman perdu yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo demi proyek paving block. Proyek itu dikerjakan seiring pembangunan saluran drainase di sepanjang city walk Jl. Brigjen Slamet Riyadi.

Advertisement

Titik taman yang sudah dibongkar antara lain di city walk depan Batik Danar Hadi ke timur dan depan Solo Grand Mall (SGM) ke timur dekat Loji Gandrung. Bekas taman mini ini diganti paving block seperti di depan Loji Gandrung atau rumah dinas Wali Kota Solo dan Hotel Grand HAP.

Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Solo, Sugeng Riyanto, menyayangkan aksi Pemkot yang justru menghilangkan tanaman hijau, baik pohon maupun tumbuhan perdu tersebut. Di satu sisi, penebangan pohon semakin mengurangi pasokan oksiden yang sangat dibutuhkan organisme yang hidup di sekitar. Di sisi lain, paving block tidak termasuk dalam kategori ruang terbuka hijau (RTH).

“Logikanya salah kaprah dan menyedihkan jika paving itu jadi solusi. Jika penebangan terus dibenarkan, maka semua pohon besar di Solo akan habis. Ini sekaligus menunjukan lunturnya semangat menjadikan Solo sebagai eco cultural city,” paparnya, kepada Solopos.com, Kamis (26/10/2017).

Advertisement

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, ada sebanyak 43 pohon yang ditebang sepanjang city walk di depan Solo Grand Mall (SGM) hingga Sami Luwes. Puluhan pohon ini hilang selama pengerjaan pembangunan saluran drainase pada 2017. Di samping itu, pohon-pohon tersebut sudah memiliki identitas kode atau KTP pohon.

Dari sepanjang SGM hingga ATM OCB NISP ada sebanyak 20 pohon yang hilang. Jenisnya antara lain, kamboja, kersen, palem raja, bintaro, sawo kecil, mangga, sepatu dea, dan kepel.

Sedangkan dari pertigaan depan Stadion Sriwedari hingga Museum Radya Pustaka ada 12 pohon dengan jenis glodokan, mahoni, akasia, asem Jawa, ketapang kencana, dan tabe buaya. Sementara dari Museum Radya Pustaka sampai perempatan Sami Luwes ada 11 pohon yang dihilangkan, yakni jenis akasia, palem putri, angsana, mangga, nangka, dan tabe buaya.

Advertisement

Di sisi lain, Pemkot menggarap dua proyek pembuatan saluran drainase di kawasan ini. Pertama, drainase sepanjang 255 meter dari depan toko buku Togamas hingga SGM dengan anggaran Rp4,23 miliar yang digarap PT Tata Analisa Multimulya dan kedua, drainase sepanjang 400 meter di timur Plaza Sriwedari hingga Sami Luwes senilai Rp5,3 miliar oleh PT Mekar Lima Putra.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif