News
Kamis, 26 Oktober 2017 - 16:15 WIB

KISAH INSPIRATIF : Perjuangan Pemuda Solo Kuliah Sambil Bekerja hingga Jadi Wisudawan Terbaik Unisri

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aris Setiawan (tengah) didampingi kedua orang tuanya menunjukkan ijazah sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unisri Solo di rumahnya Pringgolayan RT 001/RW 011, Tipes, Serengan, Solo, Rabu (25/10/2017). (Insetyonoto/JIBI/Solopos)

Kisah inspiratif, Aris Setiawan menjadi wisudawan terbaik meski kuliah sambil bekerja.

Solopos.com, SOLO — Aris Setiawan dikukuhkan sebagai wisudawan terbaik jenjang S1 Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo periode II 2017 pada Sabtu (20/10/2017). Dari sebanyak 207 wisudawan jenjang S1, Aris yang mengambil Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan Ilmu Pengetahuan (FKIP) meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,97.

Advertisement

Prestasi tersebut ditempuh Aris dengan penuh perjuangan. Aris yang tinggal bersama orang tuanya di Pringgolayan RT 001/RW 011, Tipes, Serengan, Solo, kuliah sambil bekerja di bagian resepsionis Grand Soba Hotel Sukoharjo.

“Saya mengambil kuliah malam yakni mulai pukul 18.00 WIB sampai 21.00 WIB, sehingga bisa sambil bekerja. Pihak hotel tempat bekerja juga mendukung saya kuliah,” ungkap alumni Program Studi Perhotelan SMKN 4 Solo itu, Rabu (25/10/2017).

Advertisement

“Saya mengambil kuliah malam yakni mulai pukul 18.00 WIB sampai 21.00 WIB, sehingga bisa sambil bekerja. Pihak hotel tempat bekerja juga mendukung saya kuliah,” ungkap alumni Program Studi Perhotelan SMKN 4 Solo itu, Rabu (25/10/2017).

Aris mengaku bekerja di hotel agar dapat melanjutkan kuliah karena orang tuanya yang hanya membuka warung kecil-kecilan di rumah tidak mampu untuk membiayai kuliah. Gaji dari bekerja di hotel sebagian ditabung untuk membayar biaya kuliah yang mencapai sekitar Rp3,7 juta per semester.

“Jadi semua kebutuhan kuliah saya biaya sendiri. Orang tua membantu sekadarnya kalau pas punya uang,” jelas Aris.

Advertisement

Rumah itu berada di tanggul kali di Pringgolayan. Kawasan tersebut padat dengan rumah-rumah. “Inilah tempat tinggal saya, sempit,” katanya.

Aris menjalani kuliah dengan semangat meski berat, terutama bila dapat giliran kerja sif malam mulai pukul 23.00 WIB, sehingga setelah kuliah tidak sempat istirahat. Belum lagi kalau ada tugas kuliah dari kampus yang harus segera diselesaikan, Aris harus begadang sampai larut malam.

“Sudah menjadi komitmen bekerja sambil kuliah sehingga saya jalani dengan tanggung jawab. Alhamdulillah bisa lulus kuliah empat tahun,” kata pria kelahiran 31 Maret 1995 di Solo.

Advertisement

Setelah diwusada sebagai sarjana Pendidikan Bahasa Inggris, Aris berencana menjadi guru. ”Cita-cita saya ingin menjadi guru karena pekerjaan mulia mencerdaskan anak bangsa,” kata dia.

Kedua orang tua Aris, Slamet Widodo, 52, dan Sutrisni, 50, mengungkapkan hanya mampu membayar uang masuk kuliah anaknya di Unisri. “Kami menabung selama bertahun-tahun, menyisihkan keuntungan berjualan untuk biaya kuliah Aris,” ungkap Sutrisni.

Slamet menambahkan mendorong anak tunggalnya untuk kuliah agar tidak main-main saja seperti kebanyakan anak lainnya. “Dengan kuliah agar kehidupannya anak kami nantinya lebih baik daripada orang tuanya,” harap dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif