Teknologi
Kamis, 26 Oktober 2017 - 11:30 WIB

Iklan Politik di Twitter Bakal Diberi Tanda Khusus

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo Twitter (Twitter)

Twitter bakal blak-blakan soal iklan politik di situs jejaring sosialnya.

Solopos.com, NEW YORK – Iklan pemilu yang tersebar di media sosial belakangan menjadi topik panas di Amerika Serikat (AS). Beberapa perusahaan jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter pun dilibatkan untuk menyelidiki iklan tersebut.

Advertisement

Dilansir Reuters, Kamis (26/10/2017), mengatasi konten tersebut, Twitter mengatakan akan menambahkan label khusus pada iklan yang terkait dengan pemilihan umum (Pemilu), dan menyampaikan siapa yang ada dibalik iklan tersebut. Sebagaimana diketahui, iklan pemilu yang terbilang negatif telah menyebar jelang pemilu AS pada 2016 sehingga menimbulkan perpecahan di kalangan penduduk setempat.

Dalam posting-an blog-nya Twitter akan meluncurkan gebrakan yakni sebuah situs web, sehingga orang-orang dapat melihat identitas pengiklan, target demografinya serta total belanja iklan oleh pengiklan pemilu.

Iklan negatif tak hanya beredar di Twitter dan Facebook, namun juga Google. Beberapa waktu lalu, Google mengatakan bahwa dalam beberapa pekan terakhir pengusaha dan afiliasi Rusia membeli iklan dan menggunakan nama palsu pada layanan mereka untuk menyebarkan pesan yang memecah belah masyarakat dalam pemilu AS 2016. Namun Rusia membantah terlibat dalam hal tersebut.

Advertisement

Untuk fitur langkah baru Twitter sendiri dikatakan perusahaan akan mulai berlaku di AS dan selanjutnya bergulir secara global. Pendekatan baru terhadap iklan ini akan terlihat di Twitter feed pengguna, di mana iklan pemilu akan memiliki label “promoted by political account,” kata perusahaan itu.

“Untuk memperjelas saat Anda melihat atau terlibat dengan iklan pemilihan, sekarang kami akan mewajibkan pemasang iklan untuk mengidentifikasi kampanye mereka,” kata Bruce Falck, General Manager of Revenue Product Twitter dalam posting-an blog.

Twitter juga mengatakan akan membatasi pilihan penargetan audiens. Namun perusahaan tak merinci sanksi apa yang akan diterapkan jika mereka melanggar kebijakan Twitter.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif